Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Ganda Pandemi Covid-19 dan Bencana Alam, Ini Langkah Satgas

Kompas.com - 20/01/2021, 09:31 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, terjadinya pandemi Covid-19 dan sejumlah bencana alam di Indonesia dalam waktu bersamaan berpotensi memperburuk keadaan.

Lokasi evakusi warga terdampak bencana berpotensi menjadi pusat infeksi virus corona jika mereka terpaksa berdesakan.

"Ancaman ini menjadi beban ganda di mana umumnya di pengungsian akan meningkat penyakit-umum umum lain, seperti gangguan pencernaan diare atau stres," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (20/1/2021).

Menindaklanjuti hal ini, kata Wiku, Satgas telah menempuh sejumlah langkah. Misalnya, melakukan swab antigen massal pada daerah-daerah terdampak bencana, seperti warga terdampak gempa Majene, Sulawesi Barat.

Baca juga: PMI Apresiasi Relawannya yang Berjibaku Bantu Korban Bencana di Tengah Pandemi

Warga yang rekatif dalam tes tersebut akan dirujuk ke dinas kesehatan setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan cara memisahkan lokasi pengungsian antara kelompok rentan, yakni lansia dan penderita komorbid dengan kelompok usia muda.

Agar manajemen bencana lebih sempurna, Wiku meminta agar masyarakat bergotong royong dengan pemerintah daerah dalam menangani hal ini.

"Di antaranya melakukan evaluasi apakah rumah yang menangani pasien Covid-19 terdampak bencana. Jika demikian, agar mempertimbangkan dipindahkan ke rumah sakit rujukan lain yang terdekat," ujarnya.

Selain itu, pemda dan masyarakat diminta meninjau kapasitas tempat evakuasi sementara dan tempat evakuasi akhir. Harus dipastikan bahwa protokol jaga jarak bisa diterapkan di tempat evakuasi.

Baca juga: Walhi: Kalsel Darurat Ruang dan Darurat Bencana Ekologis

Perlu juga dilakukan disinfeksi rutin, serta memastikan ketersediaan sarana kebersihan seperti air bersih, peralatan cuci tangan, dan sabun atau hand sanitizer di lokasi evakuasi.

Wiku juga meminta agar sarana dan prasarana protokol kesehatan disiapkan, seperti alat pelindung diri, termomter, hingga sebagaian peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Rencana evakuasi dan protokol kesehatan bagi masyarakat seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan juga perlu dilakukan melalui sosialisasi sejak dini.

Kemudian, paling penting, melakukan evakuasi berdasarkan penggolongan orang terdampak Covid-19. Pasien Covid-19 hendaknya tidak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi agar tak perlu dilakukan mobilisasi pasien saat bencana terjadi.

Oleh karenanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemda diminta menyiapkan protokol evakuasi khusus untuk melakukan evakuasi pasien dan pekerja medis.

Baca juga: BNPB: Banjir Bandang Puncak Bogor Disebabkan Hujan Intensitas Tinggi, 900 Jiwa Terdampak

"BPBD perlu berkoorinasi dengan dinas kesehatan agar memiliki data dan mengetahui lokasi-lokasi kasus positif yang tinggal di area terdampak bencana," kata Wiku.

"Memberi tanda khusus bagi kasus positif dan tidak saat evakuasi, serta memberikan pita dengan warna khusus di tangan, masker dengan tanda khusus atau tanda lain," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com