Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182, Kronologi hingga Diserahkan ke KNKT

Kompas.com - 13/01/2021, 05:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 membuahkan hasil pada hari keempat pencarian.

Pasalnya, flight data recorder (FDR) berhasil ditemukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut pada Selasa (12/1/2021) pukul 16.40 WIB di antara Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu.

Adapun FDR merupakan salah satu bagian penting dari black box atau kotak hitam pesawat. Flight data recorder sendiri berisi rekaman data penerbangan.

Baca juga: Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan

Penemuan ini disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers yang digelar di JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara sekitar pukul 17.30 WIB.

Kendati demikian, satu bagian lainnya dari black box yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit belum berhasil ditemukan pada hari ini.

Lantas seperti apa kronologi penemuan FDR hingga proses atau tahapan yang akan ditindaklanjuti berikutnya?

Kronologi penemuan

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan kronologi temuan perangkat FDR dari pesawat rute Jakarta-Pontianak itu.

Berdasarkan penuturannya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sebelumnya melaporkan jika FDR sudah ditemukan tim penyelam sekitar pukul 14.00 WIB.

Baca juga: FDR Black Box Sriwijaya Air Ditemukan, Panglima TNI Sebut Operasi Belum Selesai

Namun, ternyata penemuan awal tersebut baru berupa pecahan perangkat FDR, bukan bagian utuh.

Kemudian, Panglima TNI memerintahkan agar KSAL melakukan pencarian kembali terhadap bagian kotak hitam tersebut.

"Saya sampaikan kepada KSAL agar terus dicari FDR yang kemungkinan besar masih di wilayah yang menjadi perkiraan sebelumnya," kata Hadi dalam konferensi pers, Selasa (12/1/2021) sore.

Menindaklanjuti instruksi Panglima TNI, tim penyelam pun bergegas kembali melakukan operasi pencarian di sekitar titik temuan awal.

Baca juga: Kronologi Penemuan FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182...

Tak sampai tiga jam, upaya petugas menemukan titik terang operasi pencarian. Hal ini setelah FDR yang dicari itu, akhirnya ditemukan.

"Pukul 16.40 WIB KSAL melaporkan kembali bahwa FDR sudah ditemukan," ucap Hadi.

Penyerahan bagian kotak hitam Pesawat Sriwijaya Air ke KNKT di JICT II, Tanjung Priok, Selasa (12/1/2021).KOMPAS.COM/ IRA GITA Penyerahan bagian kotak hitam Pesawat Sriwijaya Air ke KNKT di JICT II, Tanjung Priok, Selasa (12/1/2021).

Upaya pencarian CVR terus dilakukan

Seperti disebutkan sebelumnya, tim penyelam berhasil menemukan FDR. Dengan demikian, masih ada tugas berikutnya yang menanti tim SAR gabungan untuk menemukan bagian lain dari black box, yaitu CVR.

Sebagai informasi, kotak hitam terdiri dari dua perangkat yakni CVR atau yang dikenal perangkat percakapan dalam kokpit pesawat, dan FDR berisikan rekaman data penerbangan.

Panglima TNI meyakini seluruh pihak bahwa CVR akan ditemukan di sekitar lokasi penemuan FDR.

Baca juga: Panglima TNI Sebut Kotak Hitam yang Ditemukan FDR, CVR Masih Dicari

"Kami meyakini semua bahwa karena cockpit voice recorder akan ditemukan sekitar itu, maka dengan keyakinan tinggi, cockpit voice recorder juga akan segera ditemukan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito menegaskan pihaknya beserta seluruh stakeholder yang bertugas akan terus mengupayakan penemuan CVR.

Tak hanya CVR, Basarnas juga akan terus mengupayakan operasi pencarian terhadap korban dan badan pesawat Sriwijaya Air.

"Tentu ke depan kita masih akan melanjutkan upaya pencarian ini untuk evakuasi korban. Kemudian untuk mengevakuasi material yang ada di dalam lokasi tersebut. Demikian juga pencarian terhadap CVR," kata Bagus dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Tiga Instruksi Jokowi Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182...

FDR Diserahkan ke KNKT

Sesudah ditemukan, FDR akan melalui tahapan berikutnya yaitu diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

FDR yang berbentuk kotak dengan warna merah itu ditempatkan di sebuah kotak khusus berisi air untuk melindungi data dari kerusakan.

Kepala Basarnas Bagus Puruhito pun menyerahkan kotak tersebut kepada Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di JICT 2 Tanjung Priok.

"Secara resmi saya menerima, dan secara resmi saya serahkan ke KNKT," ujar Bagus.

Baca juga: Sampai di JICT II, Bagian Kotak Hitam Pesawat Sriwijaya Air Diserahkan ke KNKT

Prajurit TNI AL memindahkan kantong berisi temuan puing ke KRI Tenggiri-865 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Pada hari keempat pencarian tim SAR menambah satu kapal untuk memperkuat operasi pencarian korban, puing, dan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 54 kapal.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Prajurit TNI AL memindahkan kantong berisi temuan puing ke KRI Tenggiri-865 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Pada hari keempat pencarian tim SAR menambah satu kapal untuk memperkuat operasi pencarian korban, puing, dan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 54 kapal.

Soerjanto pun menerima FDR tersebut dari Basarnas. Sebagai pernyataan awal, ia menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti penelitian terhadap FDR.

Penelitian yang dimaksud adalah mengunduh dan membaca data FDR yang dimaksudkan untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan.

Ia memohon doa dari masyarakat agar pembacaan atau pengunduhan data FDR dapat berjalan dengan lancar.

Baca juga: KNKT Menduga Mesin Sriwijaya Air SJ 182 Masih Hidup Sebelum Membentur Air

Pihaknya meminta waktu 2-5 hari untuk proses pembacaan atau pengunduhan data FDR.

"Kami membutuhkan waktu kira-kira 2-5 hari baru bisa mengunduh data. Apakah data ini bisa terbaca atau tidak," kata Soerjanto.

Setelah nantinya data FDR dapat terbaca, lanjut dia, KNKT akan menyampaikan ke media terkait hasil investigasi.

Ia berharap nantinya, data FDR mampu mengungkap penyebab kecelakaan. Sehingga, dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak agar kecelakaan serupa tidak terjadi kembali.

"Itulah tujuan dari investigasi yang dilakukan KNKT. Tujuannya hanya satu untuk masalah keselamatan," ujarnya.

"Semoga lancar dan segera dapat mengungkap misteri apa yang menjadi penyebab dari kecelakaan ini," kata dia.

Baca juga: KNKT: Sistem Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Masih Berfungsi di Ketinggian 250 Kaki

Perlu diketahui pula, pelaksanaan operasi pencarian black box, korban, dan bagian pesawat merupakan hasil kerja sama tim SAR gabungan.

Total ada 55 unit kapal yang turun langsung membantu pencarian. Ada 14 kapal di antaranya merupakan Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut.

Kemudian, data Basarnas melaporkan potensi SAR yang terlibat dalam operasi pencarian sebesar 3.032 personel per Senin (11/1/2021).

Untuk tim penyelam, TNI AL juga mengerahkan sebanyak 160 penyelam terbaik dalam operasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182.

Baca juga: Panglima TNI Yakin CVR Kotak Hitam Sriwijaya Air Segera Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com