Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhenti Sebarkan Foto Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di Medsos!

Kompas.com - 11/01/2021, 14:01 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga korban meminta masyarakat untuk berhenti menyebarluaskan foto atau gambar korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Permintaan itu disampaikan oleh keluarga salah satu korban, Grislend Gloria Natalies melalui akun Instagram pribadi @grislendgloria.

Grislend merupakan awak kabin yang ikut dalam penerbangan rute Jakarta-Pontianak itu. 

"Pls, refrained from sharing the pictures of the victims on your sosmed. Don't do that. Have some respect," tulis akun @grislendgloria seperti dilansir dari kompas.tv, Senin (11/1/2021).

Baca juga: Cap Sidik Jari di Ijazah Bisa Bantu Polisi Identifikasi Korban Sriwijaya Air SJ 182

Akun @grislengloria tampak sudah terkunci dan diambil alih keluarga. Ini tampak dari tulisan di akun tersebut.

Sementara itu, berdasarkan pantauan kompas.tv, beberapa akun Instagram pribadi korban Sriwijaya Air SJ 182 jatuh juga tampak dikunci dan diambil alih keluarga, salah satunya akun pribadi Instagram Yunni Dwi Saputri di @yunnidwisaputri.

Baca juga: Polisi Sebut 3 Sampel yang Paling Akurat untuk Proses Identifikasi Korban Sriwijaya Air

Dihubungi terpisah, pengamat komunikasi bencana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Mario Antonius Birowo menilai, memang seharusnya masyarakat tidak menyebarluaskan foto korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

Menurut dia, menyebarluaskan foto tersebut bisa membuat keluarga korban menjadi lebih terpuruk.

"Dalam situasi yang Sriwijaya Air ini belum ada keterangan dari pihak otoritas, maka masih terbuka kemungkinan apa yang disebut sebagai ketidakpastian yang tinggi," ujar Anton kepada Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Baca juga: Tim DVI Pastikan Tak Ada Data Ganda pada Proses Identifikasi Korban Sriwijaya Air

"Sehingga tentu saja kalau kita melihat banyak yang berharap di keluarga korban itu adalah, semacam kemungkinan-kemungkinan yang mereka harapkan tidak terjadi," kata dia.

Menurut dia, publikasi nama-nama korban di situasi saat ini juga sebenarnya kurang tepat jika belum ada kepastian dari pihak otoritas terkait kecelakaan tersebut.

Publikasi nama-nama, kata Anton, akan membuat keluarga semakin terpuruk.

Baca juga: 53 Kapal DIkerahkan untuk Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Oleh karena itu, Anton menyarankan agar pihak terkait pencarian korban bisa terus memberi informasi yang akurat terus menerus pada keluarga korban.

"Ketika pemberitaan atau semacam publikasi situasi nama-nama korban yang belum jelas, maka ini akan membuat gundah. Karena situasi pada saat ini ada ketidakpastian," ucap Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com