Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lacak Mutasi Virus Corona, Menko PMK: Uji Genomic Mendesak Dilakukan

Kompas.com - 07/01/2021, 17:14 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemeriksaan genomic sangat mendesak dilakukan terhadap spesimen-spesimen hasil tes polyemrase chain reaction (PCR) yang saat ini dilakukan.

Pemeriksaan lanjutan berupa uji genomic dibutuhkan karena virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 sangat bervariasi jenisnya.

"Kita ingin tahu mutasinya cenderung berbahaya atau jinak, karena itu akan meentukan cara kita menangani Covid-19," kata Muhadjir dalam konferensi pers penyerahan GeNose C19 dan Rapid Test Berbasis Antigen CePAD dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Tangkal Hoaks, Jubir Satgas Pastikan Covid-19 adalah Virus, Bukan Bakteri

Muhadjir mengatakan, untuk mengetahui karakter virus corona penyebab Covid-19 yang ada di Tanah Air perlu dilakukan pemeriksaan dengan alat genomic.

Pemeriksaan genomic dimaksudkan untuk mengetahui jenis-jenis virus SARS-CoV2, yang saat ini belum diketahui secara detail.

"Kita sudah punya alat di beberapa lab sehingga spesimen yang dikirim selama ini hanya untuk menentukan apakah itu Covid-19 atau bukan, belum sampai jenis dan karakternya," lanjut dia.

Karena beberapa lab di Tanah Air sudah memiliki alat tersebut, kata dia, maka pihaknya meminta agar alat pemeriksaan itu diperbanyak.

"Sehingga kita akan perkaya untuk uji genom itu, untuk mengetahui mutasi jenis Covid-19 di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Ilmuwan Ingatkan Mutasi Virus Perburuk Gelombang Covid-19, Kenapa?

Beberapa lab yang menggunakan biosafety level (BSL) 2, kata dia, diminta untuk ditingkatkan menjadi BSL 3 agar memungkinkan melakukan uji spesimen lebih lanjut seperti genomic.

Sementara itu, Menteri Ristek dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kementeriannya dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sepakat membentuk Tim Genomic Surveillance dalam rangka meneliti virus corona penyebab Covid-19 dan mutasinya di Tanah Air.

"Saat ini kementerian kami dan Kemenkes sudah sepakat akan membentuk namanya Tim Genomic Surveillance dalam upaya memahami virus termasuk mutasi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com