"Jumlah itu terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medis," ujar Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi dalam siaran pers, Sabtu.
Baca juga: IDI: Kematian Tenaga Medis akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi se-Asia
Ia menuturkan, angka kematian tenaga medis di Indonesia tersebut tercatat menjadi yang paling tinggi di Asia.
Selain itu, Indonesia juga termasuk dalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan di seluruh dunia.
Adapun daerah yang memiliki angka kematian tenaga medis tertinggi adalah Jawa Timur. Kemudian, disusul oleh DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Di bulan Desember 2020, data IDI bahkan menunjukkan adanya kenaikan jumlah kematian tenaga medis hingga lima kali lipat dari awal pandemi.
Adib menuturkan, 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19 selama Desember 2020.
"Kenaikan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi seperti berlibur, Pilkada dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah," ucap Adib.
Adib pun mengingatkan perihal risiko penularan Covid-19 yang kini berada di titik tertinggi.
"Kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 berada di angka 29,4 persen," ujar Adib dikutip dari siaran pers PB IDI, Sabtu.
Menurut dia, pandemi dapat menjadi semakin tidak terkendali apabila masyarakat tidak ikut berkontribusi dengan menjalankan protokol kesehatan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengingatkan publik bahwa pandemi belum akan selesai dalam waktu dekat.
Maka dari itu, protokol kesehatan diminta tetap dipatuhi. IDAI juga meminta agar semua orang terutama anak dipastikan tidak tertular penyakit serta mulai mengajarkan perilaku hidup bersih sehat sejak dini semampu anak.
"Sedapat mungkin tetap di rumah saja dulu, karena aktivitas di luar rumah tetap memiliki risiko pajanan infeksi yang jauh lebih tinggi," kata Ketua IDAI Aman Pulungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.