JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan orang untuk bisa meringankan beban tenaga medis yang tengah berjuang di garda terdepan menghadapi Covid-19.
Cara ini juga yang dilakukan mantan Panglima TNI, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto ketika 16 dari 24 anggota keluarga dan karyawannya dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan November 2020.
Mereka yang terpapar Covid-19 dengan rincian lima anggota keluarga dan 11 karyawan. Mereka terjangkit Covid-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).
Baca juga: Satu Keluarga Terpapar Corona Setelah Ikuti Hajatan Nikah di Madiun
Dalam upayanya, Djoko melakukan berbagai cara supaya mereka mendapat perawatan maksimal.
Mulai dari mengirimkan mereka ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, hingga merawat sejumlah anggota keluarganya yang menjalani isolasi mandiri.
Ia mengaku sempat merasakan kepanikan ketika mengetahui ada belasan orang yang dinyatakan positif Covid-19 di lingkungannya.
Akan tetapi, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) ini mencoba untuk tidak gegabah agar mereka tetap mendapat perawatan yang maksimal.
"Terus terang di minggu-minggu awal itu saya sangat panik dan sangat khawatir. Mengingat, banyaknya keluarga dan karyawan (16 orang termasuk anak, menantu, dan cucu) yang positif," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/12/2020).
Baca juga: Kisah Satu Keluarga di Pekanbaru Terpapar Covid-19, Dua Meninggal Dunia
Walaupun begitu, Djoko bersyukur setidaknya terdapat tujuh orang yang dirawat di Wisma Atlet.
Di mana sebagian lainnya dikirim ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Hal itu pun cukup meringankan dalam upayanya merawat mereka.
Upaya Djoko sendiri misalnya adalah dengan menyiapkan ruangan yang memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri.
Kemudian menyiapkan berbagai jenis vitamin sesuai resep yang dianjurkan tenaga medis. Lalu juga ia berinisiatif untuk selalu menyediakan obat herbal China, Lianhua Qingwen.
Ia juga selalu menyiapkan berbagai suplemen, mulai dari madu hingga minyak kayu putih.
Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah selalu memberikan perhatian, simpati, dan komunikasi untuk bisa menguatkan kepercayaan diri mereka.
"Beruntung, saya masih bisa berbagi tugas dengan istri yang mengelola urusan logistik mereka, terutama yang isolasi mandiri di rumah masing-masing karena mereka tidak bisa ke mana-mana," kata Djoko.
Berbagai upayanya perlahan membuahkan hasil. Terhitung sejak 25 Desember 2020, sudah 13 anggota keluarga dan karyawan sudah dinyatakan negatif. Kini, hanya tersisa tiga orang yang masih mendapat perawatan.
Dalam melakukan perawatan, terdapat tiga filosofi dasar kehidupan pilot sebagai penerbang yang membantu Djoko mengendalikan situasi ini.
Pertama, maintaining aircraft control. Cara ini dilakukannya dengan berusaha mengendalikan keadaan dengan baik dan tenang meskipun sempat dilanda kepanikan.
Baca juga: UPDATE 27 Desember: 2.443 WNI yang Terpapar Covid-19 di Luar Negeri, Tambah 10 di Qatar dan Inggris
Kedua, situation analysis. Filosofi ini diterapkannya dengan menganalisis segala macam gejala hingga menyiapkan rencana akan dibawa kemana dalam memberikan perawatan lebih lanjut.
Ketiga, take proper action. Cara ini diterapkannya dengan bertumpu kepada sebuah keputusan yang cepat dan tepat
"Ambil keputusan yang cepat dan tepat untuk menentukan penanganannya, dukungan obat/vitamin, logistik mereka, termasuk pelaksanaan swab test PCR sesuai jadwal hasil konsultasi dengan para dokter," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.