KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kedutaan China
Djauhari Oratmangun

Duta Besar RI untuk China. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. 

Indonesia-China: Membangun Kemitraan, Sinergi, dan Solidaritas

Kompas.com - 22/12/2020, 18:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Tahun 2020 menjadi momentum penting untuk dicatat dalam sejarah hubungan bilateral Republik Indonesia-China.

Sejak dahulu kala, kedua bangsa ini sudah berhubungan dagang dan saling mengenal. Hubungan diplomatik mulai dijalin pada 13 April 1950. Kini, hubungan diplomatik tersebut memasuki usia 70 tahun.

Dalam perjalanan merajut persahabatan antarnegara selama 70 tahun, berbagai tantangan telah dilalui dengan baik dan dapat diselesaikan bersama.

Sebagai sesama negara besar anggota G-20 dan di Asia, dengan keunikan karakteristik masing-masing di bidang sosial budaya, sistem politik, dan pemerintahan, Indonesia dan China telah memperlihatkan kepada dunia pentingnya kerja sama kemitraan, sinergi, dan solidaritas antar bangsa.

Baca juga: Indonesia-China Berkolaborasi Dorong Pembangunan Pariwisata Dalam Negeri

Hal itu terlihat dalam penanganan pandemi Covid-19 dan upaya membangkitkan kinerja ekonomi yang sedang dihadapi dunia saat ini. Kedua negara memiliki komitmen untuk terus meningkatkan hubungan baik demi kepentingan bersama.

Bagi Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif, hubungan bilateral dengan China yang sudah dibangun selama 70 tahun itu telah menorehkan capaian yang penting di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Kemitraan dan solidaritas

Selama 70 tahun menjalin hubungan diplomatik sudah banyak capaian yang diraih kedua negara.

Beberapa di antaranya adalah komitmen politik pemimpin kedua negara untuk menjalin hubungan yang setara dalam kemitraan komprehensif dan saling menghormati, nilai perdagangan yang terus meningkat, dan kegiatan investasi yang terus bertambah.

Selain itu, interaksi people-to-people semakin erat. China dan Indonesia pun sama-sama berkontribusi dalam kerja sama regional dan multilateral untuk memelihara keamanan, perdamaian, serta kesejahteraan dunia.

Besarnya kinerja kerja sama ekonomi antara kedua negara juga memperlihatkan sinyal positif. Hal ini mengindikasikan bahwa persahabatan selama 70 tahun tidak hanya sekadar kilas balik atau nostalgia sejarah, tetapi juga bermanifestasi dalam bentuk kerangka kerja sama (cooperation framework) dan kemitraan yang saling menguntungkan serta bermanfaat bagi rakyat kedua negara.

Baca juga: Travel Corridor Indonesia-China Bukan untuk Kunjungan Wisata

Meskipun terdapat penurunan pada jumlah neraca perdagangan selama tiga triwulan terakhir, nilai ekspor Indonesia naik 5,2 persen. Capaian tersebut memperkecil defisit perdagangan Indonesia terhadap China hingga 66,84 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini dapat dibanggakan sebagai capaian nyata para eksportir Indonesia di masa pandemi.
Sementara itu, dalam periode yang sama, Indonesia juga berhasil memikat para investor China untuk menanamkan modalnya 6 persen lebih tinggi daripada tiga triwulan pada tahun sebelumnya.

Capaian ini menempatkan China sebagai negara investor kedua terbesar di Indonesia dengan total nilai investasi sebesar 3,5 miliar dollar AS. Ini juga memperlihatkan bahwa kesulitan dan tantangan yang disebabkan oleh pandemi tidak berpengaruh pada minat investor China untuk berbisnis di Indonesia.

Menangkap sinyal positif ini, Indonesia juga terus berupaya mencari peluang kerja sama investasi dengan China, terutama di bidang ekonomi digital.

Dengan ekonomi digital Indonesia yang mencapai 40 miliar dollar AS pada 2019 dan diprediksi memimpin di Asia Tenggara dengan nilai 133 miliar dollar AS pada 2025, peluang kerja sama kemitraan antara Indonesia dan China menjadi terbuka lebar, termasuk di sektor pengembangan sumber daya manusia, profesional, dan infrastruktur digital.

Baca juga: Pangkas Emisi Karbon, China Prioritaskan Pengembangan Energi Terbarukan

Sebagai bagian implementasi dari ASEAN-China Year of Digital Economy Cooperation 2020, kerja sama dengan China diharapkan dapat lebih mendorong Indonesia menjadi hub e-commerce di Asia Tenggara.

Selain itu, kondisi tersebut diharapkan terus meningkatkan investasi di bidang fintech, artificial intellegence, big data, dan blockchain di Indonesia pada masa mendatang.
Sinergi poros maritim global dan BRI

Indonesia sebagai salah satu negara anggota Belt and Road Initiative (BRI) ikut memainkan peran penting bersama China untuk membangun kerja sama bilateral, regional, dan global. Kerja sama diwujudkan melalui kesepakatan sinergi antara konsep BRI dengan konsep Poros Maritim Global (PMG).

Konsep PMG merupakan visi strategis Presiden Joko Widodo yang bertujuan untuk membangun konektivitas antara Indonesia dan dunia dalam rangka mengefektifkan kerja sama antarnegara.

Dengan demikian, sebagai negara maritim Indonesia bisa memanfaatkan potensi laut untuk menjadi hub peradaban global.

Baca juga: Perusahaan Patungan Indonesia-China Ini Lakukan Ekspor ke AS dan Jepang

Manifestasi sinergi kedua konsep konektivitas ini terwujud dalam memorandum of understanding (MoU) di antara kedua negara pada 2018.

Pada MoU tersebut disepakati bahwa keduanya fokus membangun empat koridor ekonomi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara sebagai “economic and business hub for ASEAN”, Kalimantan Utara sebagai “pusat energi dan mineral”, Bali sebagai “hightech and creative economy hub”, dan Sulawesi Utara sebagai “pacific rim economic hub”.

Sinergi ini juga telah memperlihatkan hasil nyata melalui pembangunan berbagai infrastruktur strategis.

Beberapa di antaranya adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pusat pengembangan teknologi digital di Pulau Penyu Bali (Pulau Kura-Kura Bali), Kawasan Industri Karawang dan Tangerang, serta Pelabuhan Kuala Tanjung dan kawasan industri sekitarnya, Kawasan Industri Mobil, serta Kawasan Industri Morowali.

Selain itu, sinergi antara kedua konsep poros tersebut juga terwujud dalam proyek-proyek kerja sama pembangunan infrastruktur lainnya yang meliputi pengembangan techno-park, proyek pembangkit listrik, transportasi, pelabuhan, kawasan ekonomi khusus, jaringan 5G, sister-port, dan industri perikanan.

Dalam konteks kerja sama kawasan, sinergi konsep BRI dan PMG diharapkan dapat mendorong pengembangan konektivitas dan infrastruktur ASEAN-Republik Rakyat China (RRC) melalui Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025.

Sinergi kedua konsep tersebut diharapkan menjamin pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam pengembangan pusat pertumbuhan baru di kawasan Indo-Pasifik.

Lebih jauh lagi, sinergi ini terlihat semakin nyata dengan terbentuknya kemitraan baru ekonomi ASEAN + China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru yang tergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Baca juga: Indonesia-China Berkolaborasi Dorong Pembangunan Pariwisata Dalam Negeri

Kemitraan dalam hal konektivitas membuka peluang strategis bagi negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia sebagai negara inisiator RCEP bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia dan kawasan.

Hanya saja, tantangan yang sangat berat adalah bagaimana negara-negara anggota RCEP tetap menjaga kondusifnya iklim investasi, stabilitas sosial politik, dan keamanan kawasan di tengah kompetisi global dalam kawasan Asia-Indo Pasifik.

Kerja sama RI-China ke depan

Dalam menjalankan politik luar negeri RI Bebas dan Aktif yang konsisten bagi kesejahteraan bangsa dan dihadapkan pada tantangan pandemi Covid-19, hubungan Indonesia-China tetap berkembang pesat.

Di tengah pandemi, kedua negara saling mendukung dan menyatukan upaya guna mengatasi dampak buruknya terhadap perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat.

Berbagai pertemuan dan komunikasi tingkat tinggi dilakukan secara khusus demi mengamankan kepentingan strategis nasional masing-masing.

Beberapa hal yang disepakati dari komunikasi tersebut antara lain, penguatan kerja sama vaksin, travel corridor arrangement dan pemulihan ekonomi nasional, serta melanjutkan pembangunan strategis dan prioritas.

Saat ini, diplomasi Indonesia di China tampak semakin kuat. Kedua negara terus berupaya membangun hubungan bilateral yang setara dan seimbang.

Baca juga: Indonesia-China Jajaki Kerja Sama Pengelolaan Limbah Elektronik

Bercermin pada perkembangan selama 70 tahun kerja sama, hubungan kedua negara ke depannya dapat dirangkumkan ke dalam tiga kata kunci, yaitu strategic, long term, and prosperous.

Ke depannya, diperlukan upaya bersama dari kedua negara untuk menjaga stabilitas hubungan dan terus memupuk rasa saling percaya guna menumbuhkan hubungan bilateral yang sehat.

Kedua negara perlu untuk terus mengelola dengan baik dan terbuka hubungan tersebut melalui penguatan komunikasi di segala tingkatan, baik melalui komunikasi antar pemimpin dan pengelola negara maupun melalui interaksi antar-masyarakat kedua negara.

Tujuh puluh tahun hubungan diplomatik Indonesia dan China yang dibangun di atas prinsip kemitraan, sinergi, dan solidaritas diharapkan dapat menjadi tonggak yang kuat untuk persahabatan menuju ke masa depan yang lebih baik. Selain itu, membawa manfaat bagi pembangunan dan kemakmuran rakyat kedua bangsa.

 


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com