Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Bulan Pandemi Covid-19, IDI Minta Pemerintah Perbanyak Tes

Kompas.com - 02/12/2020, 11:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, ada sejumlah catatan kritis untuk penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah berlangsung selama sembilan bulan. 

 

Salah satu catatan kritis adalah kewajiban untuk memperbanyak tes Covid-19. Ia mengusulkan pemerintah melakukan tes 50.000-100.000 per harinya.

"Menurut saya sudah waktunya target naik, jadi kalau bisa sih 50.000-100.000 per hari. Dengan angka itu perlu dicatat juga, kan pemerintah daerah selama ini beranggapan takut kalau tes banyak, kasusnya banyak, dan kerjanya dinilai jelek. Tidak, justru kalau ketemu banyak kita harus puji itu," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/12/2020).

Ia mengatakan, apabila kasus yang ditemukan banyak, proses penelusuran kontak pun akan semakin mudah.

Baca juga: Stafsus Menteri Agama: Fachrul Razi Sehat, Tak Benar Kembali Positif Covid-19

Zubairi melanjutkan, pasien-pasien itu pun kemudian dikarantina, yang artinya mampu mengurangi penularan atau bahkan menghentikan.

Kendati demikian, pemerintah juga harus menyiapkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang memadai jika terjadi lonjakan kasus baru akibat tes yang diperbanyak.

"Misalnya bed ditambah, dokter relawan ditambah, lalu monitor dan evaluasi harus setiap hari setiap minggu dan dari sekarang sudah harus disiapkan karena pasti kasusnya naik terus. Jadi kalau kasusnya nanti naik terus misalnya 700.000, 900.000 bahkan 1 juta. Itu seberapa siap layanan kesehatan," jelasnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan apabila terjadi kenaikan kasus, bukan berarti kesalahan pemerintah.

Namun, menurut dia, kasus Covid-19 memang pasti akan mengalami kenaikan jika tes semakin diperbanyak. Ia menambahkan, kondisi kenaikan kasus juga terjadi di negara lain.

Di sisi lain, ia juga menilai tes di Indonesia sudah semakin banyak dan sudah memenuhi target Presiden Joko Widodo yaitu 30.000 per hari. Bahkan, saat ini kata dia, Indonesia sudah tes sebanyak 30.000-40.000 per harinya.

"Sudah dua bulan lebih pak Jokowi meminta tes itu 30.000, baru terlaksana beberapa minggu ini. Sebelumnya selalu di bawah itu. Sekarang-sekarang ini antara 30.000-40.000," ucapnya.

Hingga hari ini, Rabu (2/12/2020) belum terlihat penularan Covid-19 dapat dikendalikan sejak pandemi pertama ditemukan di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Hal itu terlihat dari masih banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 hingga Selasa (1/12/2020).

Penambahan pasien positif tercatat lebih dari 5.000 dalam sehari. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Selasa, ada penambahan 5.092 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 543.975 orang.

Baca juga: IDAI Nilai Pembelajaran Tatap Muka Berisiko Tinggi Covid-19

Dalam data yang sama, ada penambahan 4.361 pasien Covid-19 yang sembuh. Sehingga jumlah total pasien sembuh dari Covid-19 ada 454.879 orang terhitung sejak 2 Maret 2020.

Kemudian, dalam waktu 24 jam terakhir, ada 136 orang yang meninggal setelah dinyatakan positif virus corona.

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia tercatat sebesar 17.081 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com