Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Irjen Fadil Imran: Usir Kapolsek Tidur, Tangani Saracen, Kini Calon Kapolda Metro Jaya

Kompas.com - 17/11/2020, 12:22 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Jawa Timur Irjen Mohammad Fadil Imran akan menduduki jabatan baru sebagai Kapolda Metro Jaya.

Fadil menggantikan Irjen Nana Sudjana yang dicopot karena dinilai lalai menegakkan protokol kesehatan.

Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020.

Fadil pun belum genap setahun menjabat sebagai Kapolda Jatim. Pengangkatan Fadil sebagai Kapolda Jatim tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/1378/KEP./V/2020 pada 1 Mei 2020.

Baca juga: Pencopotan Kapolda Dinilai sebagai Peringatan agar Polisi Serius dalam Penegakan Protokol Kesehatan

Usir kapolsek

Tak lama menjabat sebagai Kapolda Jatim, Fadil menjadi perbincangan setelah menegur sekaligus mengusir Kapolsek Gubeng Kompol Naufil.

Kejadian itu terjadi saat rapat koordinasi pembentukan Kampung Tangguh penanganan Covid-19 di Gedung Sawunggaling, Pemkot Surabaya, 22 Mei 2020.

Saat itu, Fadil sedang memberikan arahan. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991 itu tiba-tiba menghentikan paparannya dan menegur Naufil yang tertidur.

"Hei Kapolsek, jangan tidur kamu. Kamu keluar saja. Saya minta serius ya, kapolsek jangan main-main," ujar Kapolda Jatim.

Baca juga: Irjen Nana Dicopot dari Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jatim Gantikan Posisinya

Tak hanya menegur dan mengusir, Fadil meminta Karo SDM Polda Jatim untuk mengganti kapolsek tersebut.

Fadil yang merupakan kelahiran 14 Agustus 1968, juga serius dalam menangani pandemi Covid-19 di daerahnya.

Salah satunya adalah dengan gencar menyosialisasikan program Kampung Tangguh sebagai instrumen pencegahan penularan Covid-19 bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: Belum Setahun di Polda Jatim, Irjen Fadil Imran Ditarik Jadi Kapolda Metro Jaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com