Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontak Tembak dengan KKB di Intan Jaya Papua, Seorang Prajurit TNI Gugur

Kompas.com - 06/11/2020, 20:31 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang prajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif R 400/BR, Pratu Firdaus gugur setelah terlibat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Jumat (6/11/2020) siang waktu setempat.

"Dua prajurit TNI ditembak, satu di antaranya gugur, atas nama Pratu Firdaus," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kogabwilhan III), Kolonel Czi IGN Suriastawa dalam keterangan tertulis, Jumat (6/11/2020).

 

Suriastawa menjelaskan, Pratu Firdaus tewas setelah ditembak KKB saat sedang patroli di Distrik Sugapa.

Baca juga: Komnas HAM: Pemulihan Keamanan Diperlukan di Intan Jaya

Patroli tersebut dilakukan guna memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat.

Dengan kejadian ini, kata dia, telah menambah panjang daftar korban jiwa akibat kontak senjata di Intan Jaya.

"Kejadian ini menambah daftar korban jiwa di Intan Jaya," kata dia.

Baca juga: Satu Prajurit TNI Gugur Saat Kontak Senjata dengan KKB di Intan Jaya, Papua

Diketahui, kontak senjata di Intan Jaya sebelumnya terjadi pada pertengahan September 2020. Selama 14-19 September 2020, sebanyak enam orang menjadi korban jiwa.

Keenam korban itu meliputi Laode Anas, Fatur Rahman, dan Badawi. Ketiganya merupakan warga sipil.

Korban berikutnya adalah dua prajurit TNI yakni Serka Sahlan, Pratu Dwi Akbar Utomo, dan seorang Pendeta Yeremia Zanambani. Diketahui, Pratu Dwi Akbar tewas usai terlibat kontak tembak dengan KKB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com