JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta para anak muda tak mudah terprovokasi ajakan untuk melakukan unjuk rasa.
Ia meminta tiap anak muda yang melakukan demonstrasi memahami betul mengenai masalah yang akan diprotes.
"Jangan lagi ada yang malu kalau tidak ikut unjuk rasa. Mulailah berani mengambil keputusan bahwa apa yang kita lakukan harus kita pahami tujuannya," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis menyambut peringatan hari sumpah pemuda yang jatuh pada hari ini, Rabu (28/10/2020).
"Harusnya malu kalau berunjuk rasa tapi tidak paham tujuannya," sambung dia.
Baca juga: 5 Pesan Indra Priawan untuk Anak Muda yang Pernah Gagal Bangun Bisnis
Moeldoko mencontohkan soal unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang marak dilakukan belakangan ini, termasuk oleh para mahasiswa.
Moeldoko melihat ada paradoks dalam hal ini. Di satu sisi, ia mengklaim pemerintah bersungguh-sungguh mencoba menurunkan angka pengangguran lewat UU Cipta Kerja.
Hal ini tidak lain agar anak-anak muda bisa mendapatkan pekerjaan.
"Tetapi anak-anak muda, calon tenaga kerja baru malah menolaknya. Tetapi saya melihat itu hanya sebagian kecil. Sebagian besar mereka sudah paham," kata mantan Panglima TNI ini.
Moeldoko menjelaskan, saat ini setiap tahun, ada 2,9 juta angkatan kerja baru. Angka ini menambah jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Unjuk Rasa di Patung Kuda, Mahasiswa: Mohon Maaf Sedang Ada Perbaikan Demokrasi
Belum lagi pada 2030 nanti Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi dimana mayoritas penduduk berada pada usia produktif untuk bekerja. Hal ini bisa berdampak naiknya jumlah pengangguran jika tidak diantisipasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan