Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Banyak Kegiatan Maulid Nabi Dilakukan Secara Daring

Kompas.com - 27/10/2020, 21:06 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan, saat ini banyak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar secara daring di tengah pandemi Covid-19.

"Sudah jarang sekali saya melihat peringatan maulid dengan kerumunan yang banyak, dan rata-rata sudah mengerti tentang jaga jarak, masker, dan sebagainya. Bahkan ada banyak kegiatan maulid yang dilakukan secara daring," kata Yahya lewat kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Selasa (27/10/2020).

Yahya menyampaikan hal tersebut mengingat Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 29 Oktober.

Baca juga: Ini Imbauan Satgas Covid-19 bagi Masyarakat yang Rayakan Maulid Nabi

Untuk itu, Yahya mengatakan, diperlukan infrastruktur yang memadai bagi masyarakat untuk bisa menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW secara daring untuk mencegah terjadinya kerumunan massa yang dapat menjadi medium penularan Covid-19.

Ia pun mengatakan, saat ini NU telah memasang sejumlah hotspot (titik akses) di desa-desa.

Dengan demikian, masyarakat bisa mengakses internet dari kediaman masing-masing dan dapat mengikuti acara maulid secara daring.

"Dari NU, GP Ansor beberapa waktu lalu berupaya mengadakan fasilitas hotspot di pedesaan yang ini banyak di desa-desa yang masih butuh. Kemudian juga bagaimana kita membuat pos untuk memberikan penerangan (informasi Covid-19) sekaligus fasilitas (cuci tangan dan masker," tutur Yahya.

Baca juga: Muhammadiyah: Maulid Nabi Sebaiknya Tak Ada Seremonial yang Hadirkan Banyak Orang

Kendati demikian, ia mengatakan, hal yang harus diperhatikan bukan hanya penyelenggaraan maulid, melainkan juga aktivitas bekerja seperti biasa yang harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Sebetulnya yang banyak kita temui bukan soal kegiatan rekreatif atau keagamaan tapi justru kegiatan masyarakat yang harus bekerja secara harian. Mereka harus terus keluar rumah setiap hari," kata Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com