Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doni Monardo Bantah Anggapan Pemeriksaan Spesimen Indonesia Terendah di Dunia

Kompas.com - 23/10/2020, 09:34 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo membantah anggapan yang menyebutkan pemeriksaan spesimen Covid-19 di Indonesia paling rendah di dunia.

Menurut Doni, anggapan tersebut diduga berdasarkan data pemeriksaan pada awal masa pandemi.

"Menurut saya itu pernyataan yang kurang tepat. Jadi kalimat itu, mungkin ambil data sudah lama," ujar Doni dikutip dari tayangan YouTube resmi BNPB, Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Positivity Rate RI Masih Tinggi, Satgas Penanganan Covid-19 Perbanyak Testing

Doni menjelaskan, apabila merujuk dari data Covid-19 di bulan-bulan pertama, pernyataan tersebut ada benarnya.

Pasalnya, saat itu laboratorium untuk pengetesan Covid-19 masih terbatas.

"Selain itu, petugas tracing juga sangat sedikit," kata Doni.

Doni mengakui, kemampuan pemeriksaan spesimen bagi mereka yang diambil sampelnya, memang pada awalnya itu sangat sedikit.

Sebab, sejak pemerintah menetapkan status kekarantinaan kesehatan, laboratorium yang boleh melakukan pemeriksaan hanya satu, yakni Balitbangkes Kemenkes.

Baca juga: Satgas: Pelaksanaan Liga 1 Harus Disesuaikan dengan Zonasi Covid-19

Setelah dimulai pemeriksaan, ternyata jumlah sampel Covid-19 dari daerah cukup banyak. Sehingga, tak mungkin dilakukan satu laboratorium saja.

"Sehingga kami bersama Menteri Kesehatan lapor ke Pak Presiden. Kemudian diberikan kelonggaran untuk menambah sejumlah laboratorium," ucap Doni.

"Waktu itu bertambah tiga, yakni yang di Universitas Airlangga, LBM Ejkman dan yang di Universitas Indonesia," tuturnya.

Namun, seiring bertambahnya waktu, bertambah juga pemeriksaan sampel yang dilakukan.

Baca juga: Satgas Sebut Tak Semua Warga Dapat Vaksin Covid-19 Gratis, Ini Alasannya

Sehingga kemampuan empat laboratorium itu pun tidak bisa mengakomodasi spesimen dari seluruh Indonesia.

"Akhirnya Presiden memerintahkan memberikan pelonggaran kepada semua pihak yang bisa melakukan pemeriksaan spesimen," kata dia.

"Secara bertahap mulai (laboratoroium) yang jumlahnya puluhan, sampai dengan sekarang ini mencapai 374 laboratoroim. Kalau tidak salah dalam beberapa hari terakhir bertambah menjadi sekitar 377 laboratorium," ujar Doni Monardo.

Dia pun menyebut saat ini rata-rata pemeriksaan spesimen harian berada di angka lebih dari 40.000 spesimen. Pernah pula dalam satu waktu mencapai lebih dari 50.000 spesimen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com