Sementara itu, Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghormati kritik sejumlah organisasi terhadap kunjungan Prabowo Subianto ke AS.
Ia menyatakan, selama mengabdikan diri untuk negara, Prabowo sudah mengalami penolakan kunjungan dan tuduhan pelanggaran.
"Dengan adanya pihak-pihak yang menolak, mengkritisi, saya pikir silakan saja, Pak Prabowo sudah mengalami penolakan dan tuduhan macam-macam selam beliau bertugas sebagai abdi negara, juga bertugas sebagai politisi," terang Dahnil.
Baca juga: Prabowo Diundang Menhan AS, Perkuat Kerja Sama Pertahanan
Ia menegaskan, kunjungan Prabowo kali ini pada dasarnya untuk memenuhi undangan Pemerintah AS.
"Yang jelas Pak Prabowo di Amerika Serikat memenuhi undangan Pemerintah Amerika Serikat, kemudian memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Amerika Serikat," tegas Dahnil.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai undangan Mark Esper kepada Prabowo sebagai salah satu sebagai strategi AS menghadapi China.
Hikmahanto menuturkan, berdasarkan "buku putih" Departemen Pertahanan AS, disebutkan bahwa China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.
Menurutnya, keinginan China tersebut tak lepas karena faktor kedekatan ekonomi Indonesia dengan "Negeri Tirai Bambu".
Baca juga: Bantah Isu Trump Ejek Pasukan dan Veteran Perang, Menteri Pertahanan Sebut Trump Berjiwa Menghormati
Hikmahanto mengatakan, AS khawatir ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
Sebab, AS memprediksi berlahan Indonesia akan jatuh ke tangan China karena ketergantungan ekonominya. Dengan begitu, Indonesia pun dikhawatirkan akan mudah dikendalikan China.
Akan tetapi, Hikmahanto menyatakan, Indonesia merupakan negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China.
"Karenanya, Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara," kata dia.
"Tetapi, di balik kerja sama itu, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.