JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra mengatakan, berdasarkan penelusurannya, anak yang ikut demonstrasi berujung rusuh di Jakarta pada Selasa (13/10/2020), salah satunya karena bosan tidak sekolah tatap muka.
"Saya menghampiri anak perempuan, ia mengaku sekolah di SMK Jatinegara. Ia datang ke lokasi diajak teman temannya dan ia mengaku mulai bosan pembelajaran jarak jauh (PJJ)," kata Jasra kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, latar belakang anak ikut demo banyak dari mereka yang kurang perlindungan keluarga, seperti karena putus sekolah, orangtua jarang pulang karena tempat kerja yang jauh, dan PJJ yang belakangan cenderung hanya berisi aktivitas pengajaran penugasan pekerjaan rumah.
Baca juga: Penyusup Didorong Keluar hingga Nyaris Babak Belur Saat Demo Mahasiswa UMMI di DPRD Sukabumi
Jasra mencontohkan, salah satu peserta demo yang merupakan siswa SMP dari Tangerang.
Ia datang ke Jakarta Pusat dengan naik kereta. Anak itu mengaku ikut demo setelah diajak temannya di media sosial dan kondisi di rumahnya yang tidak nyaman.
Dari pengamatan Jasra di lapangan, anak yang ikut berunjuk rasa tampak bergerombol dan tidak memperhatikan orasi yang disampaikan dari mobil komando.
Dengan kata lain, kedatangan mereka cenderung tak peduli terhadap tujuan utama aksi. Jika terjadi provokasi, mereka rentan terjebak dalam kerusuhan, bahkan terlibat.
Jasra mengatakan, kesehatan anak di sekitar aksi demo juga buruk, seperti merokok, tidak ada yang mengingatkan menggunakan masker, dan lingkungan sekitar cenderung melakukan pembiaran.
Padahal, Jakarta merupakan kawasan zona merah Covid-19 yang mewajibkan warganya menerapkan protokol kesehatan.
"Anak menjadi kelompok rentan di dalam lautan massa seperti ini, apalagi kondisi pembatasan selama pandemi, menambah ketertekanan anak. Dengan membanjirnya informasi menyebabkan anak anak mudah terlibat, akibat kondisi psikologis mereka," kata dia.
Baca juga: Demo di Patung Kuda Rusuh, Massa Anak Muda Lempar Batu ke Arah Polisi
KPAI, kata dia, akan segera melaksanakan sidang pleno dengan memanggil perwakilan lintas kementerian/lembaga, organisasi pelajar, ormas, forum anak, dan unsur terkait dalam urun rembug situasi yang melibatkan anak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.