Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pakar Psikologi: Jujur dan Bahagia Jadi Kunci Kesembuhan Pasien Covid-19

Kompas.com - 11/10/2020, 22:38 WIB
Nana Triana,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terdiagnosis positif Covid-19 tidaklah mudah. Namun bukan berarti diagnosis tersebut dianggap aib yang harus dirahasiakan.

Psikolog Anak dan Keluarga Dra. Mira Amir menegaskan pasien Covid-19 perlu menanamkan pemahaman untuk tidak ragu bicara terbuka dan menerima dengan lapang dada setelah dinyatakan terpapar Covid-19.

Sikap tersebut, menurut Mira dapat mempercepat kesembuhan.

"Kalau kita menutupi berarti sedih sendiri. Sebaliknya kalau kita jujur dan senang, itu (sudah) setengah menuju kesembuhan," ujarnya dalam talkshow "Menghapus Stigma Pasien Covid-19" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10/2020) siang.

Mira juga menyinggung soal stigma dari masyarakat terhadap pasien Covid-19. Stigma, lanjut Mira, itu di luar kontrol. Lebih baik fokus pada sesuatu yang bisa diubah atau mengatur ulang daripada memikirkan pernyataan negatif yang menambah beban.

Baca juga: Ini Pengalaman Kang Emil Saat Jadi Relawan Vaksin Covid-19

"Jadi bukan memikirkan ini dan itu karena kita nggak bisa ubah kondisi tersebut. Tapi kita bisa atur bagaimana bisa membuat kondisi nyaman dan bahagia untuk diri sendiri," kata Mira.

Misalnya seperti pengalaman penyintas Covid-19, Albert Ade. Dirinya sempat tidak dapat menerima kenyataan saat dinyatakan positif Covid-19. Apalagi saat itu ia mengalami gejala yang lebih mirip demam berdarah.

"Pikiran langsung kosong dan hanya teringat keluarga saat dinyatakan (positif) Covid-19," ungkap Ade.

Ade menceritakan, dirinya langsung menghubungi keluarga dan lingkungan tempat tinggal soal status barunya itu. Sayangnya, stigma yang berkembang di tengah masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya menolak dirinya. 

Baca juga: Kedisiplinan Penerapan Protokol Kesehatan Lindungi Lansia dan Penderita Komorbid

Pria yang berprofesi sebagai jurnalis televisi tersebut mengganggap hal itu wajar.

"Ada juga warga yang ketakutan, ya, wajar saja," kata Ade. Ia mengaku wajar kalau panik ketika kita tahu, tapi harus berpikir langkah apa yang akan dilakukan.

Sama dengan Ade, penyintas Covid-19 lainnya, Putri Octaviani mengaku sempat panik saat mengetahui dirinya positif terinfeksi.

Namun, dirinya berpikir langkah apa yang perlu dilakukan ke depannya. Meski bukan pasien positif pertama di lingkungan rumah, kata dia, masyarakat sekitar belum sepenuhnya paham tentang Covid-19.

"Sebelumnya sudah ada yang kena sebelum saya dan lingkungan rumah masih ada yang belum paham dengan penyakit ini," ujar Putri.

Selain tidak merahasiakan dan menemukan penanganan yang tepat, penerapan protokol kesehatan yang disiplin juga perlu dilakukan. Protokol 3M perlu diterapkan yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal ini wajib dilakukan untuk menekan angka penularan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com