Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19: Angka Kesembuhan di 5 Provinsi di Atas 80 Persen

Kompas.com - 07/10/2020, 17:58 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, persentase kasus kesembuhan 10 provinsi di Indonesia cenderung stabil selama lima pekan terakhir.

Hal ini berdasarkan catatan data Satgas pada periode 6 September - 4 Oktober 2020.

Ke-10 provinsi yang dimaksud yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Bali, Papua dan Aceh.

"Bahkan lima dari 10 provinsi itu saling kejar-mengejar untuk menjadi yang terbaik dalam penanganan kasus Covid-19 di daerah masing-masing," kata Dewi dalam talkshow daring bertajuk "Covid-19 dalam Angka: Perkembangan Kasus di 10 Provinsi Prioritas” yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Rabu (7/10/2020).

Baca juga: UPDATE: Sebaran 4.538 Kasus Baru Covid-19, DKI Jakarta Catat 1.211

Kelima provinsi itu adalah Kalimantan Selatan yang menempati persentase paling tinggi dengan 85,59 persen tingkat kesembuhan, lalu Jawa Timur dengan persentase kesembuhan 85 persen.

Kemudian, Bali dengan persentase kesembuhan 83 persen, Sulawesi Selatan dengan persentase kesembuhan 81 persen, dan DKI Jakarta dengan persentase kesembuhan 81 persen.

Namun, kata Dewi, tren persentase kesembuhan yang cenderung stabil ini tidak terjadi di Jawa Barat dan Papua.

Dewi melanjutkan penambahan kasus kesembuhan bisa turun dikarenakan beberapa faktor.

"Di antaranya jumlah kasus aktif tiba-tiba naik, jumlah kasus penularan tiba-tiba tinggi, sehingga angka kesembuhan terus menurun," ungkapnya.

Lebih lanjut, Dewi juga memaparkan lima provinsi berdasarkan angka kematian pada pekan terakhir.

Pertama, Sumatera Utara yang kasus angka kematian tak ada perubahan. Artinya jumlah kematian tidak bertambah dan berkurang.

Baca juga: Khawatir Lonjakan Kasus, Pemkot Tangsel Berencana Jadikan Hotel Tempat Isolasi Pasien Covid-19

"Namun demikian, bukan berarti di wilayah tersebut tidak ada kematian, melainkan kasus kematiannya sama dengan pekan sebelumnya," ungkapnya. Kedua, DKI Jakarta pada pertengahan dan akhir bulan September jumlahnya sempat naik namun mengalami penurunan.

Menurut Dewi, penurunan ini diperkirakan adanya intervensi dari pemerintah seperti memperkuat RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran dan penyediaan Hotel Isolasi Mandiri.

"Efeknya kasus berkurang 0,8 persen," ungkap Dewi.

Sedangkan, Jawa Barat mencatat kasus kematian yang meningkat pesat dalam dua pekan terakhir.

"Provinsi Jawa Tengah turun pada pekan terakhir, sedangkan Jawa Timur tren masih tinggi pekan terakhir naik 5,9 persen," ungkapnya.

“Di Jawa Timur peningkatan kasusnya sudah bergeser ke daerah lain, bukan lagi di Surabaya,” tutur Dewi.

Di Kalimantan Selatan masih mengalami kenaikan kasus kematian sebesar 25 persen.

Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan angka kematian di tiga pekan terakhir.

Baca juga: Presiden Tugaskan Bio Farma Lakukan Pengadaan Vaksin Covid-19

Sementara itu di Papua, angka kematian pada dua pekan terakhir bertambah meski kematian jumlah absolut tidak terlalu tinggi.

"Bila dibandingkan biasanya dalam seminggu kasus kematian hanya satu, dua, lima, atau enam, tiba-tiba tinggi di pekan terakhir," ungkap Dewi.

“Ini juga harus diwaspadai pemerintah daerah Papua. Harus ada yang bisa menanganinya. Kenapa di pekan terakhir tinggi? Apakah jumlah yang sakit semakin banyak? Dengan demikian tenaga kesehatan harus dipastikan setiap harinya harus siap siaga di rumah sakit,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com