JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta para menterinya membantu para petani garam meningkatkan kualitas garam agar terserap pasar industri.
Jokowi menilai, selama ini garam hasil produksi petani tak terserap pasar industri karena kualitasnya rendah.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas tentang percepatan penyerapan garam rakyat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10/2020).
"Dari laporan yang saya terima, dua permasalahan utama yang kita hadapi yang terkait dengan penyerapan garam rakyat adalah, ini masih rendahnya kualitas garam rakyat sehingga tidak memenuhi standar untuk kebutuhan industri," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi Blak-blakan Alasan RI Masih Impor Garam
"Ini harus dicarikan jalan keluarnya. Kita tahu masalahnya, tapi enggak pernah dicarikan jalan keluarnya," lanjut dia.
Jokowi mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh, hingga September terdapat 738.000 ton garam rakyat yang tidak terserap oleh sektor industri di Indonesia.
Ia meminta para menterinya segera mencarikan solusi untuk memperbaiki kualitas garam rakyat dan membangun jalur distribusi hingga ke sektor industri yang membutuhkan.
Baca juga: Menteri Edhy Janji Stop Impor Garam, tetapi...
Dengan demikian, ketergantungan impor garam berkurang dan petani garam semakin untung.
"Saya kira ini langkah-langkah perbaikan harus kita kerjakan mulai pembenahan besar-besaran pada supply chain, mulai hulu sampai Hilir," kata Jokowi.
"Sekali lagi, pertama-pertama perhatikan ketersediaan lahan produksi, percepat integrasi antara ekstensifikasi lahan garam rakyat yang ada di 10 provinsi produsen garam. Ini harus betul-betul diintegrasikan, terintegrasi dan ada ekstensifikasi," lanjut Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.