Strategi tersebut adalah mengembangkan pendekatan yang bersifat lokal dan berbasis komunitas.
Sebab, kata dia, pasti ada masyarakat yang sudah mengajukan diri divaksin walau vaksin belum ada, ada yang masih melihat-lihat dulu, dan adapula yang keras kepala dengan keyakinan-keyakinan tertentu sehingga tak mau divaksin.
Namun, menurut Muhadjir, jumlah kelompok masyarakat yang tak mau divaksin tidak banyak. Terlebih, pemerintah juga sudah memiliki data historis siapa saja yang selama ini menolak vaksin.
Hanya saja dengan konsep herd immunity setelah vaksin yang akan dibangun, kata dia, maka mereka yang menolak itu secara otomatis akan terlindungi oleh yang sudah divaksin.
"Jadi yang keras-keras kepala itu akan otomatis dilindungi oleh mereka yang sudah divaksin. Seandainya nanti ada yang nolak, itu juga penolak kambuhan," kata Muhadjir.
"Jadi targetnya paling kalau 70 persen dari penduduk Indonesia sudah divaksin termasuk mereka yang sudah kena Covid-19 itu kan otomatis kekebalannya tumbuh, sudah baik. Itu Insya Allah (Covid-19) akan selesai, sudah aman. Otomatis yang belum tervaksin sudah terpagari herd immunity, kelompok divaksin dan kebal yang sudah kena Covid-19," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.