JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan protokol kesehatan yang tidak konsisten oleh pemerintah dan masyarakat dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya kasus penularan Covid-19.
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menilai berbagai kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 sudah baik. Namun menurut Laura, pemerintah perlu mencermati pelaksanaannya di lapangan.
"Misalnya protokol kesehatan, PSBB, testing secara masif dan lain-lain. Hanya saja, pelaksanaannya seperti apa, itu yang perlu kita cermati," ujar Laura saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/9/2020).
Baca juga: UPDATE: Bertambah 3.861, Kasus Covid-19 Indonesia Mencapai 207.203
Laura mencontohkan, pemerintah pusat menganjurkan patuh dalam menerapkan protokol kesehatan. Akan tetapi sejumlah kepala daerah justru membuat kerumunan massa pada tahapan Pilkada 2020.
Kondisi ini, kata dia, merupakan contoh tidak konsistennya penerapan protokol kesehatan oleh jajaran pemerintah itu sendiri.
Ketika terjadi kerumunan, maka ada potensi penularan Covid-19 sehingga menambah jumlah kasus baru.
"Jadi semua kebijakan itu tentu perlu intervensi, perlu evaluasi pelaksanaannya seperti apa?" tuturnya.
Sementara itu, inkonsistensi pemerintah akan diikuti oleh masyarakat. Terlebih, ketika kondisi pandemi Covid-19 berkepanjangan, sementara masyarakat perlu bekerja atau beraktivitas.
"Masyarakat ada yang lalai, ada yang kurang patuh karena melihat kondisi yang ada," kata Laura.
Baca juga: UPDATE 10 September: Rekor, Tambah 3.861 Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
Laura mengingatkan, kondisi penularan Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda menurun. Pada Kamis ini, jumlah kasus baru mencapai 3.861 kasus.
Bukan tidak mungkin, kata dia, dalam beberapa hari mendatang penambahan kasus harian mencapai 4.000-an kasus.
"Bisa jadi dalam beberapa hari mendatang seperti itu. Kalau kita melihat, kondisi perkembangan Covid-19 di Indonesia masih kabur," katanya.
"Artinya, belum jelas kapan puncaknya, belum jelas berapa penambahan selanjutnya dan belum terlihat kapan akan menurun," ucap Laura.
Namun, di sisi lain, dia menilai penambahan kasus dalam jumlah besar ada sisi positifnya, yakni pemeriksaan yang makin meningkat. Hanya saja, perlu dievaluasi lebih lanjut apakah testing dilakukan secara konsisten.
"Kemudian tentu saja kembali lagi, dengan angka kasus yang semakin tinggi, protokol kesehatan harus lebih disiplin diterapkan," tegas Laura.
Baca juga: UPDATE: Sebaran 3.861 Kasus Baru Covid-19, 1.274 Ada di DKI Jakarta