JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menilai Indonesia belum memiliki kemandirian di bidang alat kesehatan.
Menurut Bambang, inovasi anak bangsa kerap terlupakan karena terlalu asyik mengimpor.
"Karena sebenarnya teknologi alkes, kalau istilahnya Pak Ilham Habibie, teknologinya bukan sesuatu yang canggih, kebanyakan teknologi yang sederhana," kata Bambang melalui video telekonferensi, Rabu (9/9/2020).
"Cuma karena kita terlalu asyik dengan mengimpor, terlalu asyik dengan pengadaan, maka akhirnya melupakan inovasi yang bisa dihasilkan anak bangsa sendiri," ujar dia.
Baca juga: Menristek Sebut Uji Klinis Vaksin Merah Putih Dimulai Januari 2021
Ia mengungkapkan, pada tahun 2019, 94 persen alat kesehatan di Indonesia diimpor dengan nilai sekitar Rp 30 triliun.
Kemudian, 95 persen bahan baku obat-obatan juga diimpor, terutama bahan kimia.
Ia pun mencontohkan perihal kebutuhan akan ventilator saat pandemi Covid-19.
Bambang mengaku kaget bahwa tidak ada ventilator yang dikembangkan di Tanah Air dan tidak ada pabrik yang membuatnya di Indonesia.
Baca juga: Satgas: Penanganan Covid-19 Akan Berhasil jika Masyarakat Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Maka dari itu, setelah sejumlah pihak seperti universitas dapat mengembangkan ventilator, produksi dilakukan oleh industri yang sebelumnya tidak pernah membuat ventilator.
"Tidak ada yang salah, tentunya itu kontribusi yang luar biasa, tapi itu menunjukkan bahwa kita sama sekali tidak punya kemandirian di alkes," ucap dia.
Bidang kesehatan dan obat menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam Prioritas Riset Nasional (PRN) periode 2020-2024.
Selain itu, prioritas lainnya terdiri dari teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, energi baru dan terbarukan, pangan dan pertanian, pertahanan dan keamanan, material maju, kemaritiman, mitigasi bencana, serta soshum-seni budaya-pendidikan.
Baca juga: Wapres: Indonesia Butuh Inovasi di Bidang Kesehatan untuk Atasi Wabah
Bambang mengatakan, PRN tersebut menjadi salah satu fokus pemerintah dalam strategi meningkatkan inovasi.
"Strategi kami dalam mendorong iptek dan meningkatkan inovasi, pertama, fokus pada PRN. Kedua, kita mengembangkan research powerhouse," ucap Bambang.
Kemudian, strategi pemerintah lainnya adalah menciptakan ekosistem inovasi dengan sistem triple-helix serta memperbaiki kualitas dari belanja litbang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.