JAKARTA, KOMPAS.com - CEO PT Anugrah Pangan Sentosa/Suplier Daging Sapi PT Lumbung Pangan Internasional Eksportir Buah dan Sayuran Robert Muda Hartawan mengatakan, usahanya di bidang ekspor sempat terganggu oleh pandemi virus corona (Covid-19).
Sebab, kata dia, di masa awal pandemi Covid-19 banyak negara yang memberlakukan pembatasan atau lockdown.
"Waktu awal-awal pandemi di Indonesia kan bulan Maret ya, sampai bulan Juni itu kami pasti drop semua," kata Robert di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
"Karena negara tujuan ekspornya juga banyak yang lagi lockdown, kemudian jadwal pesawat kalau kita yang palai pesawat banyak enggak terbang," lanjut dia.
Baca juga: Demi Kelangsungan Bisnisnya, Pengusaha Ini Berharap Dapat Pelatihan dari Pemerintah
Meski kesulitan melakukan ekspor, tambah Robert, pemerintah lewat Kementerian Pertanian juga sempat membantu pengusaha agar tetap bisa melakukan ekspor.
Mulai dari mencari pembeli hingga menyewakan satu pesawat untuk membawa barang-barang ekspor.
"Tapi memang kita sempat banyak berhenti saya pribadi, kami juga harusnya ekspor sayur ke Taiwan misalnya, atau kirim buah-buahan ke Eropa itu ya berhenti dulu," ujarnya.
Kendati demikian, Robert menambahkan, saat ini perlahan-lahan proses ekspor bahan pertanian Indonesia sudah mulai kembali beroperasi.
Baca juga: Pengusaha Minta Tidak Ada Kenaikan Upah Minimum Tahun Depan
Selain ekspor, ia pun juga turut menggencarkan penjualan di dalam negeri untuk bisa terus membantu para petani Indonesia terutama di masa pandemi Covid-19.
"Jadi kita mencoba dijual lokal. Kemudian teman-teman di HIPMI juga meng-campaign membeli produk teman jadi kita juga jualan juga sesama teman produk-produk yang kami miliki ini," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Juli 2020 nilai ekspor Indonesia mencapai 13,73 miliar dollar AS atau meningkat 14,33 persen dibandingkan ekspor pada Juni 2020.
Baca juga: Rizal Ramli: Negara-negara Produsen Beras Mulai Mengerem Ekspor
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan, kenaikan ekspor pada bulan Juni jika dibandingkan dengan Juni disebabkan karena adanya kenaikan ekspor migas sebesar 23,77 persen juga kenaikan ekspor non migas sebesar 13,86 persen.
"Kenaikan (ekspor) migasnya terjadi karena nilai minyak mentah naik lumayan tinggi, 84,96 persen dan kenaikan volume 38,85 persen. Sebaliknya nilai hasil minyak turun, volume juga turun dari Juli ke Juni 2020," jelas Suhariyanto dalam konferensi video, Selasa (18/8/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.