Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Masif APBN dan APBD, Strategi Jokowi Hindari Resesi

Kompas.com - 01/09/2020, 13:45 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, belanja APBN dan APBD yang masif menjadi satu-satunya cara agar Indonesia lolos dari jurang resesi.

Hal itu disampaikan Peresiden saat membuka rapat terbatas tentang penanganan Covid-19 secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9/2020).

"Kita masih punya kesempatan di bulan September ini. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk ke resesi. Karena itu saya minta percepat belanja APBD provinsi dan perintahkan untuk bupati wali kota," kata Jokowi lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Jokowi: Kalau Masih Minus, Artinya Kita Masuk Resesi

Menurut Jokowi, APBD kabupaten dan kota sedianya perlu disegerakan, terutama yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, belanja bansos.

"Sehingga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan memulihkan ekonomi di daerah," kata dia.

Ia mengungkapkan, hingga 27 Agustus, rata-rata pembelanjaan APBD provinsi mencapai 44,74 persen. Sedangkan rata-rata pembelanjaan APBD kabupaten dan kota mencapai 48,8 persen.

Ia pun mengingatkan para gubernur, bupati, dan wali kota untuk memacu pembelanjaan APBD mereka sehingga uang yang beredar di masyarakat semakin banyak.

Dengan demikian masyarakat bisa kembali berbelanja dan meningkatkan daya beli mereka.

"Saya kira yang lain-lain tolong terutama yang berada di angka-angka masih 15 persen, masih 10 persen, apalagi yang bansos masih 0 persen betul-betul dilihat dengan angka-angka ini. Realisasi APBD seperti ini setiap hari saya ikuti," kata Jokowi.

Baca juga: Mahfud MD: Jangan Terlalu Paranoid, Resesi Ekonomi Bukan Krisis

"Semua provinsi semua kabupaten kota kelihatan semuanya angka-angkanya. Tolong betul-betul angka-angka ini diperhatikan sehingga realisasi untuk pengadaan barang dan jasa untuk belanja modal, belanja Bansos, itu benar-benar segera terealisasi," kata Jokowi.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh negatif 5,32 persen pada kuartal kedua 2020.

Kontraksi tersebut terjadi lantaran minimnya aktivitas ekonomi akibat pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di tengah pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com