"Mayoritas penambahan kasus baru, ketika dilacak terjadi di tanggal penularan 16 sampai 22 Agustus. Ini saat long weekend, tingkat penularan cukup tinggi pada periode tersebut," kata Wiku seperti dilansir dari Antara.
Hal senada pun disampaikan oleh epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono. Mobilitas tinggi masyarakat saat libur panjang disinyalir menjadi alasan masifnya pertumbuhan kasus baru.
"Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang distop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Tindak tegas
Laju pertumbuhan kasus positif sebenarnya dapat dikendalikan bila saat melaksanakan kegiatan mobilitas masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Memasuki Bulan September, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 174.796
Misalnya, dengan menggunakan masker, menjaga jarak saat berkomunikasi, hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat usai beraktivitas.
Namun pada kenyataannya protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah belum sepenuhnya dijalankan dengan baik dan benar oleh masyarakat.
Oleh sebab itu, Wiku mengimbau, agar para stakeholder baik di tingkat pusat maupun daerah dapat menegakkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan, lebih ketat.
"Menginstruksikan lintas kementerian/lembaga, TNI-Polri, pemerintah daerah mengambil langkah penting untuk bisa menegakkan disiplin masyarakat, mulai dari persuasif hingga denda dan sanksi," kata Wiku seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Anak Muda Disebut Banyak yang Menyadari Covid-19, tapi Tetap Nongkrong
Dalam banyak kasus, tidak sedikit individu yang tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus corona. Hal itu disebabkan karena mereka tidak merasakan sakit atau muncul gejala-gejalan layaknya sakit Covid-19 pada umumnya.
Individu tersebut dapat berpotensi menularkan ke satu hingga dua orang lain. Jika kondisi ini terus terjadi, maka kasus positif Covid-19 tentu terus bertambah dan susah dikendalikan.
Pandu pun mencontohkan kondisi terkini kasus Covid-19 di DKI Jakarta.
Semula, di DKI kondisi penanganan Covid-19 sudah terbilang membaik. Bahkan, kasus penularan cenderung bergerak ke kondisi melandai hingga turun.
Baca juga: Pemerintah: Peningkatan Kasus Covid-19 di DKI karena Long Weekend
"Sekarang jadi batal landai. Malah meningkat terus sampai sekarang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Ini yang jadi masalah, kenapa? Sebab selalu terjadi mobolitas penduduk," ucap Pandu.
Untuk diketahui, pada Minggu (30/8/2020) kemarin, jumlah penambahan kasus harian yang terdapat di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan ini mencapai 1.094 kasus.
Penambahan kasus ini mengalahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada 8 Agustus yaitu sebanyak 869 kasus dalam sehari.
Kemudian, pada 31 Agustus tercatat penambahan kasus di DKI Jakarta mencapai 1.049 kasus dalam sehari. Itu berarti, dalam dua hari terakhir terdapat penambahan lebih dari 1.000 kasus di Ibu Kota.
Baca juga: Mutasi Virus, Rekor, dan Ancaman Ledakan Kasus Covid-19
Pandu pun memprediksi bahwa penambahan kasus positif di DKI Jakarta yang tinggi akan bertahan hingga sepekan kemudian.
"Yang mudik, yang balik ini ternyata banyak sekali. Kemudian liburan panjang selama sepekan berturut-turut. Diperkirakan kondisi penularan tinggi ini akan sampai minggu depan, bahkan lebih," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.