Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Libur Panjang Diduga Jadi Penyebab Meledaknya Kasus Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 01/09/2020, 09:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis

"Mayoritas penambahan kasus baru, ketika dilacak terjadi di tanggal penularan 16 sampai 22 Agustus. Ini saat long weekend, tingkat penularan cukup tinggi pada periode tersebut," kata Wiku seperti dilansir dari Antara.

Hal senada pun disampaikan oleh epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono. Mobilitas tinggi masyarakat saat libur panjang disinyalir menjadi alasan masifnya pertumbuhan kasus baru.

"Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang distop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/8/2020).

Tindak tegas

Laju pertumbuhan kasus positif sebenarnya dapat dikendalikan bila saat melaksanakan kegiatan mobilitas masyarakat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: Memasuki Bulan September, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 174.796

Misalnya, dengan menggunakan masker, menjaga jarak saat berkomunikasi, hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat usai beraktivitas.

Namun pada kenyataannya protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah belum sepenuhnya dijalankan dengan baik dan benar oleh masyarakat.

Oleh sebab itu, Wiku mengimbau, agar para stakeholder baik di tingkat pusat maupun daerah dapat menegakkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan, lebih ketat.

"Menginstruksikan lintas kementerian/lembaga, TNI-Polri, pemerintah daerah mengambil langkah penting untuk bisa menegakkan disiplin masyarakat, mulai dari persuasif hingga denda dan sanksi," kata Wiku seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Anak Muda Disebut Banyak yang Menyadari Covid-19, tapi Tetap Nongkrong

Dalam banyak kasus, tidak sedikit individu yang tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus corona. Hal itu disebabkan karena mereka tidak merasakan sakit atau muncul gejala-gejalan layaknya sakit Covid-19 pada umumnya.

Individu tersebut dapat berpotensi menularkan ke satu hingga dua orang lain. Jika kondisi ini terus terjadi, maka kasus positif Covid-19 tentu terus bertambah dan susah dikendalikan.

Pandu pun mencontohkan kondisi terkini kasus Covid-19 di DKI Jakarta.

Semula, di DKI kondisi penanganan Covid-19 sudah terbilang membaik. Bahkan, kasus penularan cenderung bergerak ke kondisi melandai hingga turun.

Baca juga: Pemerintah: Peningkatan Kasus Covid-19 di DKI karena Long Weekend

"Sekarang jadi batal landai. Malah meningkat terus sampai sekarang dan tidak bisa lagi dikendalikan. Ini yang jadi masalah, kenapa? Sebab selalu terjadi mobolitas penduduk," ucap Pandu.

Untuk diketahui, pada Minggu (30/8/2020) kemarin, jumlah penambahan kasus harian yang terdapat di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan ini mencapai 1.094 kasus.

Penambahan kasus ini mengalahkan rekor sebelumnya yang tercatat pada 8 Agustus yaitu sebanyak 869 kasus dalam sehari.

Kemudian, pada 31 Agustus tercatat penambahan kasus di DKI Jakarta mencapai 1.049 kasus dalam sehari. Itu berarti, dalam dua hari terakhir terdapat penambahan lebih dari 1.000 kasus di Ibu Kota.

Baca juga: Mutasi Virus, Rekor, dan Ancaman Ledakan Kasus Covid-19

Pandu pun memprediksi bahwa penambahan kasus positif di DKI Jakarta yang tinggi akan bertahan hingga sepekan kemudian.

"Yang mudik, yang balik ini ternyata banyak sekali. Kemudian liburan panjang selama sepekan berturut-turut. Diperkirakan kondisi penularan tinggi ini akan sampai minggu depan, bahkan lebih," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com