Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, JPU Kasus Novel Dirawat dengan Ventilator

Kompas.com - 19/08/2020, 07:18 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin, yang diketahui positif Covid-19 dirawat dengan menggunakan ventilator sebelum meninggal.

Berdasarkan kronologi yang disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono, Fedrik sempat pulang kampung ke Sumatera Selatan bersama istrinya pada Idul Adha.

Saat kembali ke Jakarta, Fedrik mulai merasa sakit.

“Pada saat Idul Adha kemarin melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Baturaja, Sumsel. Kemudian kembali ke Jakarta sudah mulai terasa sakit,” kata Hari di Kompleks Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Fedrik Adhar, Jaksa Penuntut dalam Sidang Novel Baswedan Meninggal

Kemudian, menurutnya, Fedrik menjalani rapid test dan swab test pada Kamis (13/8/2020). Hasil tes menunjukkan bahwa Fedrik terjangkit virus corona.

Almarhum kemudian dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, dengan menggunakan ventilator.

Fedrik meninggal di rumah sakit tersebut pada Senin (17/8/2020) kemarin.

“Sehingga dalam kurun waktu perawatan Jumat, Sabtu, Minggu, dan menggunakan ventilator, dan hari Senin sekitar jam 11, yang bersangkutan meninggal dunia,” ucap dia.

Lebih lanjut, untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, Kejaksaan Negeri Jakarta Utama tempat Fedrik bertugas menutup sementara layanan umum mereka.

Baca juga: Fedrik Adhar, Jaksa dalam Sidang Novel Baswedan Disebut Meninggal akibat Komplikasi Gula

Kejari Jakut akan buka kembali pada pekan depan mengingat 20 Agustus merupakan Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah, dan cuti bersama pada 21 Agustus 2020.

Namun, Hari tak merinci pada tanggal berapa kantor Kejari Jakut akan buka kembali.

Selama itu, kata Hari, kantor Kejari Jakut akan disemprot cairan disinfektan.

Kemudian, seluruh jajaran Kejari Jakut juga akan menjalani rapid test serta swab test.

“Mudah-mudahan hasilnya baik sehingga setelah 2 hari, hari ini dan besok, kemudian dilanjutkan libur, maka minggu berikutnya mudah-mudahan sudah dalam kondisi steril,” tutur Hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com