Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Satu Nyawa Presiden Sama Nilainya dengan Satu Nyawa Anak Mana pun di Negeri Ini..."

Kompas.com - 18/08/2020, 10:48 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog independen Iqbal Elyazer menegaskan, keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam rencana kegiatan belajar secara tatap muka langsung di tengah pandemi Covid-19 membahayakan nyawa siswa.

Menurut Iqbal, nyawa seorang siswa sama nilainya dengan nyawa Presiden sekalipun.

"Satu nilai nyawa Presiden, satu nyawa menteri pun itu sama nilainya dengan satu nyawa anak mana pun di negeri ini," tegas Iqbal dalam konferensi pers virtual, Senin (17/8/2020).

Adapun, Kemendikbud tengah berencana untuk menyelenggarakan kegiatan belajar tatap muka secara langsung.

Kebijakan tersebut diperuntukan bagi daerah yang masuk zona kuning dan hijau dari penyebaran Covid-19.

Baca juga: 3 Sekolah Gelar Belajar Tatap Muka, Siswa Harus Kantongi Izin Orangtua

Iqbal menyatakan, sejak Mei, pemerintah telah diingatkan tidak menggunakan istilah zonasi untuk wilayah yang tidak terdampak Covid-19.

Dengan merujuk zonasi, kata Iqbal, pemerintah otomatis hanya mengandalkan jumlah kasus dan pemeriksaan.

Di satu sisi, pemerintah juga tidak berani menampilkan jumlah pemeriksaan per kabupaten dan kota.

Padahal, dengan skema tersebut, masyarakat dapat menilai seberapa serius pemerintah menanggulangi pandemi.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Sekolah Tatap Muka Berisiko Timbulkan Klaster Covid-19

Iqbal menegaskan, bahwa penggunaan zonasi tidak akan menjadi kredibel jika sepanjang indikatornya tidak dikeluarkan secara transparan.

"Kita rindu kebijakan yang berbasis prinsip ilmiah dan data," ungkap Iqbal.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar mengaku khawatir jika masyarakat tengah dijebak melalui kebijakan yang berbasis komoditas.

Mengingat, selama ini orang berkompeten secara ilmu terapan tak diakomodir pemerintah.

Karena faktor itu, pihaknya mempertanyakan latar belakang pemerintah dalam mengambil kebijakan kegiatan belajar tatap muka.

Baca juga: Sekolah Jenjang SMA/SMK di Jatim Dibuka Besok, Kecuali Surabaya dan Sidoarjo

"Saya enggak tahu para pengambil kebijakan mengambil sumber rujukan seperti apa," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com