JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyarankan agar kapasitas tempat tidur di rumah sakit ditambah.
Sebab, kata dia, banyak rumah sakit, terutama di DKI yang penuh dengan pasien Covid-19.
"Kalau bisa di rumah sakit itu tambah bed-nya," kata Zubairi kepada Kompas.com, Jumat (14/8/2020).
Ia mengatakan, saat ini tenaga kesehatan sedang dalam kondisi yang berat dengan penuhnya rumah sakit.
Baca juga: IDI Apresiasi Ucapan Terima Kasih Jokowi kepada Tenaga Medis
Menurut dia, penuhnya rumah sakit juga meningkatkan potensi penularan Covid-19 dari pasien ke tenaga kesehatan.
"Bahkan ada (pasien) yang masih menunggu di IGD untuk masuk agak sukar," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir membantah informasi yang menyebutkan bahwa tingkat hunian rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta sudah penuh.
Menurut dia, hingga saat ini ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 masih mencukupi.
"Kalau kita melihat jumlah tempat tidur, ada sekitar 4.700, tetapi yang terisi hanya sekitar 2.500 tempat tidur. Jadi isu RS penuh itu tidak benar," ujar Abdul Kadir sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman Kemenkes, Kamis (13/8/2020).
Data yang menyebutkan bahwa tempat tidur di rumah sakit rujukan itu diduga bersumber dari RS online.
Abdul Kadir mengatakan, belakangan memang beredar isu bahwa tingkat hunian di RS penanganan Covid-19 di Jakarta penuh.
Akibatnya, RS rujukan itu sudah tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.
Baca juga: Jenazah yang Sempat Direbut Warga di RS Tentara Malang Positif Covid-19
Namun, kata Abdul Kadir, kendati angka kenaikan kasus positif Covid-19 terus meningkat, tidak semua pasien dirawat di RS.
"Hanya mereka yang bergejala sedang hingga berat yang membutuhkan perawatan di RS, sedangkan pasien dengan gejala ringan dan tanpa bergejala bisa melakukan isolasi mandiri," kata dia.
"Kasus positif sekitar 2.000-an per hari, tetapi di antara 2.000-an ini, yang membutuhkan fasilitas RS tidak sampai empat persen. Kalau positif tidak ada keluhan, bisa isolasi mandiri. Positif gejala ringan bisa dirawat di wisma atlet," papar Kadir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.