Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Menurunkan Masker ke Dagu Sama Saja Tak Memakainya

Kompas.com - 16/07/2020, 17:11 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Penanganan Virus Corona Ahmad Yurianto menyampaikan, masih banyak orang yang tidak menggunakan masker secara benar.

Banyak yang memakai masker dengan menurunkannya ke dagu sehingga tidak menutup mulut dan hidung.

Menurut Yuri, kondisi demikian sama saja dengan tidak memakai masker, sehingga tetap berisiko menimbulkan penyakit.

"Banyak juga yang masker diturunkan hanya untuk menutup dagu, tidak menutup hidung dan mulut. Kondisi ini sebenarnya sangat tidak menguntungkan," kata Yuri di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Tak Kenakan Masker, Pria Ini Dihukum Sapu Alun-alun pada Hari Ultahnya

"Ini sama saja tidak menggunakan masker. Artinya bahwa kemungkinan penularan masih tetap terjadi," kata dia.

Selain menurunkan masker ke dagu, kata Yuri, kesalahan penggunaan masker yang juga sering terjadi yakni masker hanya menutupi mulut tetapi tak menutup hidung.

Yuri menyebut, menggunakan masker yang benar haruslah yang menutup hidung sekaligus mulut.

Supaya tetap nyaman memakai masker secara benar dan dalam waktu lama, masyarakat disarankankan untuk memilih masker yang baik.

Masyarakat diimbau untuk tak memakai masker yang terlalu ketat sehingga tidak nyaman.

"Masker terlalu ketat menekan hidung kita ini akan membuat kita tidak nyaman dan inilah yang kemudian menyebabkan penggunaan masker tidak digunakan semestinya," ujar Yuri.

Baca juga: Push-Up Tak Mempan, Hukuman Tak Pakai Masker di Banjarbaru Kini Denda Rp 250.000

"Pilihlah masker yang nyaman yang membuat kita bisa tetap bertahan menggunakan dengan cara yang benar untuk waktu yang lama," kata dia. 

Yuri pun mengingatkan masyarakat supaya tidak menyentuh bagian luar masker dan selanjutnya menyentuh mulut, hidung, dan mata, supaya tak menyalurkan penyakit ke dalam tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com