Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingginya Target Partisipasi Pemilih Pilkada 2020 dan Persiapan KPU Dipertanyakan

Kompas.com - 10/07/2020, 16:11 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mempertanyakan tingginya target partisipasi pemilih yang dipatok Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pilkada 2020 dan persiapan yang dilakukan KPU.

KPU menargetkan partisipasi Pilkada 2020 sebesar 77,5 persen. Menurut Ari, dalam kondisi Pilkada digelar di tengah pandemi Covid-19, angka itu sangat tinggi.

"Target 77,5 persen ini untuk situasi kedaruratan buat saya sangat tinggi. Itu bagaimana perlu kita kritisi skenario KPU bagaimana dalam tahapan-tahapannya untuk memastikan bahwa partisipasi pemilih itu tetap tinggi," kata Ari dalam diskusi yang digelar daring, Jumat (10/6/2020).

Baca juga: Bawaslu Sebut Langgar Protokol Kesehatan Jadi Pelanggaran Pilkada

Dalam Pilkada situasi normal, kata Ari, penyelenggara masih mencatatkan kekurangan.

Apalagi di tahun ini, beban penyelenggara bertambah karena harus menerapkan protokol kesehatan di tengah-tengah masyarakat yang tingkat kesadaran untuk menerapkannya juga masih rendah.

"Kalau tidak betul-betul dikelola dengan baik, kerja luar biasa dari semua pihak, penyelenggara dan sinergi pemerintah, ini saya khawatir bahwa Pilkada ini nanti malah ambyar," ujar Ari.

Ari pun mempertanyakan skenario KPU seandainya jelang tahapan pencoblosan 9 Desember 2020 mendatang kasus Covid-19 semakin tinggi.

Baca juga: Jelang Pilkada Serentak 2020, ASN Diingatkan untuk Menjaga Netralitas

Seandainya terjadi force majeure, apakah mungkin pelaksanaan hari pemungutan suara Pilkada dilakukan secara bergelombang, bergantung pada tingkat penyebaran atau zonasi Covid-19 di setiap daerah penyelenggara.

Namun demikian, menurut Ari, jika mekanisme tersebut dilakukan, KPU harus memastikan bahwa ada regulasi yang mendukung.

"Awalnya kan skenarionya sama semua 1 hari, worst scenario apakah tetap ngotot melaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan?," ujar Ari.

"Apakah ada ruang, juga ruang di regulasi, untuk meng-adjust misalnya dengan pendekatan grouping atau kluster sesuai dengan peta sebaran, kondisi sebaran Covid yang mutakhir sesuai dengan tahapan pemilu yang berlangsung," lanjutnya.

Baca juga: KPU Atur Metode Kampanye Pilkada dengan Protokol Covid-19, Ini Rincinya

Menurut Ari, untuk dapat mewujudkan partisipasi pemilih yang tinggi dalam Pilkada 2020, KPU bersama pihak-pihak terkait harus menjamin bahwa seluruh tahapan Pilkada aman dari Covid-19.

Jangan sampai, masyarakat takut mengikuti tahapan Pilkada karena ancaman kesehatan.

"Jangan sampai partisipasi turun karena kondisi masyarakat tidak bisa dijamin," kata Ari.

Untuk diketahui, Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Semula, hari pemungutan suara Pilkada akan digelar pada 23 September. Namun, akibat wabah Covid-19, hari pencoblosan diundur hingga 9 Desember 2020.

Tahapan Pilkada lanjutan pasca penundaan telah dimulai pada Senin (15/6/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com