JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meminta alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk deteksi Covid-19 produksi dalam negeri lebih murah dan sesuai dengan pasar Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin rapat koordinasi tingkat menteri, Selasa malam (30/6/2020).
Perusahaan farmasi milik negara, PT Bio Farma di Bandung rencananya akan memproduksi alat tes PCR tersebut.
"Itu tentunya lebih murah dan lebih compatible dengan pasar Indonesia," kata Muhadjir dikutip dari siaran pers, Rabu (1/7/2020).
Baca juga: Strategi Bio Farma dalam Riset Pengembangan Vaksin Corona di Indonesia
Muhadjir mengatakan, pemerintah memiliki semangat untuk melindungi produk dalam negeri, termasuk alat tes PCR yang akan diproduksi oleh PT Bio Farma tersebut.
Terlebih, kata dia, apabila produksinya bisa memenuhi kapasitas maksimal, maka pemerintah pun akan berupaya agar produknya diserap pasar dalam negeri.
"Nanti kita akan memperkecil (impor) PCR dari luar sehingga jangan sampai itu menimbulkan pasar tidak sempurna," kata dia.
Dalam rapat tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melaporkan bahwa kemampuan alat tes PCR yang diproduksi PT Bio Farma sudah mencapai 50.000 per minggu atau 200.000 per bulan
"Untuk mencukupi kebutuhan di Indonesia, diperlukan minimal satu juta kit," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.