Menurut Alissa, humor itu berupa sindiran terhadap kondisi masyarakat Indonesia yang hanya mengikuti perintah tanpa mengerti maksudnya.
Pada suatu masa, Gus Dur juga pernah bercerita, pada masa Orde Baru, hampir setiap acara yang didatangi Gus Dur selalu diawasi intel. Kala itu, Gus Dur tengah menghadiri pertemuan forum para kiai.
"Nanti kita diskusinya dalam bahasa Arab, karena di sini ada intel," kata Gus Dur dalam sambutannya menggunakan bahasa Arab.
Setelah itu, acara diskusi pun benar-benar dilanjutkan menggunakan bahasa Arab.
Si intel kemudian pulang dan melapor kepada komandannya.
"Tadi membicarakan apa?" tanya komandan kepada si intel.
Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Diperiksa Polres Sula, Mabes Polri: Jangan Terlalu Reaktif
"Tidak ada diskusi komandan, para kiai itu hanya saling mendoakan," jawab si intel.
Alissa mengatakan, humor ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi Gus Dur yang dikemas menjadi humor.
Suatu ketika, Gus Dur bercerita bahwa dirinya pernah diminta mengundurkan diri dari kursi kepresidenan.
"Saya maju sendiri saja susah harus dituntun, ini disuruh mundur," jawab Gus Dur.
Suatu ketika, Gus Dur tengah berkuliah di Mesir. Ia berada di satu rumah kost di area mahasiswa Indonesia.
Di sana, ada seorang mahasiswa baru datang dari Indonesia dan mereka melakukan sowan ke senior-seniornya, termasuk pada Gus Dur dan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.
"Siapin wedang," kata Gus Dur kepada Gus Mus.
Gus Mus kemudian memasak air dan Gus Dur masuk ke dalam kamar, lalu keluar dengan membawa celana dalam.
Gelas air yang dibawa Gus Mus dilap menggunakan celana dalam oleh Gus Dur di depan mahasiwa baru.
Baca juga: Setelah Diperiksa di Kantor Polisi, Pengunggah Guyonan Gus Dur Minta Maaf