Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Diminta Petakan Wilayah yang Bisa Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru

Kompas.com - 21/06/2020, 19:15 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat daerah mengkaji data secara teliti di tengah adaptasi menuju kebiasaan baru. 

Yuri menjelaskan, kajian tersebut dilakukan untuk memetakan wilayah mana yang memungkinkan dilakukan kegiatan produktif kembali.

"Kepala daerah selaku gugus tugas percepatan penanganan di daerah melakukan kajian data yang teliti, yang detail, bersama seluruh pakar, ahli dan tokoh-tokoh di wilayahnya masing-masing," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (21/6/2020) sore.

Menurut Yuri, kajian mendalam sangat diperlukan untuk membuka aktivitas masyarakat yang produktif. 

Baca juga: PSBB Berakhir pada 4 Juni, Kabupaten Bekasi Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru

"Basisnya adalah data yang diikuti hari demi hari. Panduan-panduan tentang prosedur ini telah dibuat oleh pusat," tegas dia.

Di sisi lain, Yuri kembali mengingatkan, dalam pelaksanaan kegiatan adaptasi kebiasaan baru, masyarakat juga harus mampu melaksanakan semua protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.

Untuk itu, Yuri pun mengimbau gugus tugas daerah agar memastikan bahwa masyarakat telah memahami dan mampu melaksanakan berdisiplin protokol kesehatan.

Menurutnya, hal itu juga dibutuhkan kegiatan edukasi, sosialisasi, dan terus-menerus mengampanyekan tentang adaptasi kebiasaan baru.

"Karena ini menjadi dasar apabila kita ingin melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif yang lainnya," tegas Yuri.

Sebelumnya,Pemerintah mengungkap penambahan kasus positif sebanyak 862 orang. Dengan begitu, total kasus Covid-19 hingga kini 45.891 orang.

Pemerintah pun melaporkan terjadi penambahan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 dalam 24 jam sebanyak 36 orang. Sehingga, total kasus meninggal dunia sebanyak 2.465 orang.

Baca juga: Pemerintah Serukan Masyarakat Gotong-Royong Menuju Kebiasaan Baru

Selanjutnya, pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 521 orang. Sehingga total pasien sembuh hingga kini sebanyak 18.404 orang.

Lalu, pasien berstatus pasien dalam pemantauan (ODP) sebanyak 56.436 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.225 orang.

Data-data itu diakumulasikan dalam 24 jam sejak Sabtu (20/6/2020) pukul 12.00 WIB hingga Minggu hari ini. 

Pandemi Covid-19 di Indonesia sendiri menyebar ke 439 kota dan kabupaten di seluruh provinsi di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com