Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Harus Tetap Hindari Kerumunan, meski Sudah Pakai Masker

Kompas.com - 09/06/2020, 17:56 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, masyarakat harus tetap menghindari kerumunan meski sudah menggunakan masker.

Hal ini bertujuan menunjang protokol kesehatan untuk memaksimalkan pencegahan penularan Covid-19.

"Saya ingatkan, semua orang meski telah memakai masker, tetapi tetap harus menjaga jarak dan menghindari kerumunan," ujar Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (9/6/2020).

Baca juga: WHO Wajibkan Lansia di Atas 60 Tahun Pakai Masker Medis

Menjaga jarak dapat dilakukan minimal sejauh 1 meter. Hal ini wajib dilakukan jika bertemu dengan orang yang mengalami gangguan pernapasan atau mengalami gejala Covid-19.

Selain menjaga jarak, masyarakat diminta mencuci tangan sebelum dan setelah memakai masker, menghindari memegang hidung, mata, mulut dan wajah saat memakai masker, serta tidak memegang kain bagian depan masker saat digunakan.

Reisa menuturkan, baru-baru ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mendorong diharuskannya penggunaan masker non-medis selama pandemi Covid-19.

"Semua pihak wajib menggunakan masker selama masa pandemi berlangsung. Terutama apabila berada di lingkungan penuh sesak atau berjumpa dengan orang lain," tutur dia.

Baca juga: WHO: Wajib Gunakan Masker Kain 3 Lapis, Ini Jenis Bahan dan Kombinasinya

 

Selain itu, penggunaan masker juga harus dilakukan secara tepat.

Misalnya, menutupi hidung hingga dagu dengan tidak menaik-turunkan masker dan dengan tidak menyentuh bagian depan masker.

Kemudian, untuk melepas masker, harus diperhatikan bagian tali dan jangan sampai menyentuh kain depan masker.

"Segera masukkan ke kantong plastik guna mencegah penularan. Sesampai anda di rumah, masker harus segera dicuci," kata Reisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com