Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diprediksi Kehilangan Kunjungan 4 Juta Wisatawan Mancanegara Selama Pandemi

Kompas.com - 28/05/2020, 21:39 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio memprediksi Indonesia kehilangan kunjungan 4 juta wisatawan mancanegara selama pandemi Covid-19.

"Jadi memang dampak kerugiannya kita masih menunggu hasil laporan dari BPS (Badan Pusat Statistik), tetapi memang kalau kita lihat biasanya per bulan itu wisatawan asing sekitar 1,3-1,4 juta datang ke Indonesia," ujar Wishnutama seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui video conference, Kamis (28/5/2020).

Baca juga: Menparekraf Sebut Pariwisata Bali Berpotensi Dibuka Kembali, Ini Alasannya

"Kalau dihitung-hitung secara sederhana saja mungkin kita kehilangan potensi kedatangan wisatawan asing sekitar 4 juta sekarang ini. Tapi data persisnya kami juga masih menunggu dari BPS," lanjut dia.

Whisnutama menambahkan, pengoperasionalan kembali sektor pariwisata membutuhkan waktu dan sejumlah tahapan.

Baca juga: Jokowi: Hati-hati, Begitu Ada Imported Case Covid-19, Citra Pariwisata Akan Buruk

Pertama daerah harus memastikan R0 (basic reproductive number) atau tingkat penularannya di bawah angka 1.

Artinya, satu orang yang terjangkit Covid-19 berpotensi hampir tak menularkan ke satu orang lainnya.

Setelah itu pemerintah daerah harus menyiapkan standar prosedur operasional (SOP) untuk mengoperasionalkan sektor pariwisata di kala pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: Pariwisata Dibuka Lagi Saat New Normal, Bali Jadi Pertimbangan Pemerintah

Protokol kesehatan itu meliputi penggunaan masker di lokasi wisata, pengaturan jarak antarwisatawan, dan penyediaan fasilitas cuci tangan serta sanitasi yang memadai.

Ia tak ingin pengoperasionalan sektor pariwisata yang terburu-buru di era kenormalan baru (new normal) justru menimbulkan lonjakan kasus harian Covid-19.

"Ini kembali tergantung pada daerah masing-masing. Ada daerah yang betul-betul sudah siap, dengan detail segala sesuatunya itu dan tentunya itu menjadi salah satu tolok ukur kita juga," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com