Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Orchida Ramadhania
Pengamat

Tim Jubir Presiden bidang Komunikasi Politik dan Pemerintahan.

Tentang Harapan dan Hari Kemenangan

Kompas.com - 20/05/2020, 12:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ramadhan 2020 ini jelas berbeda dari seluruh Ramadhan yang pernah kita lalui selama ini. Covid-19 teramat signifikan dalam dampaknya mendisrupsi tatanan dunia secara global, termasuk pada kehidupan para muslim di dunia.

Kabah dan Mekah ditutup bagi umat yang ingin beribadah. Hampir seluruh masjid-masjid di seluruh dunia menutup pagarnya dari umat yang ingin melaksanakan solat Jumat maupun tarawih.

Secara kultur di Indonesia, tidak ada lagi keramaian bukber (buka bersama) yang tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya selalu dipenuhi keriuhan bersama keluarga, sahabat, atau kolega.

Keberadaan Covid-19 pada Ramadhan 2020 memaksa muslim seluruh dunia untuk memiliki cukup waktu berdiam dalam keheningan dan melakukan ibadah Ramadhan dalam kesunyian rumah masing-masing.

The Black Swan

Covid-19 dianggap sebagai angsa hitam, the black swan, of our time. Istilah tersebut diambil dari buku yang ditulis oleh Nassim Nicholas Taleb dan berjudul The Black Swan.

Buku ini mendedikasikan dirinya pada dampak ekstrim dari peristiwa-peristiwa langka yang tidak dapat diprediksi oleh peradaban umat manusia secara umum.

Padahal pada tahun 2007 ketika pertama kali terbit, kecepatan tekhnologi komunikasi dan informasi belum semasif sekarang.

Dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, ternyata tatanan kehidupan manusia masih bertekuk lutut tak berdaya di hadapan virus.

Sejak kemunculannya pertama pada Desember 2019 di Wuhan, tak lama kemudian diumumkan oleh otoritas kesehatan Cina di awal minggu ketiga Januari tentang karakternya yang bisa menular antar manusia (human to human trasnmission).

Seminggu kemudian, tepatnya pada 23 Januari Wuhan lockdown hingga sekitar 2 bulan lebih.

Indonesia sendiri mengumumkan kasus pertamanya di awal Maret dan sekitar dua minggu kemudian, pada pertengahan Maret 2020, WHO menyatakan virus ini sebagai situasi Pandemik Global.

Di antara momen-momen itu, dunia bersama-sama menyaksikan gegarnya reaksi massa global.

Negara maju dengan tingkat ekonomi yang mapan dan masuk sebagai anggota G7 ternyata tidak menjamin dapat menghadapi pandemi dengan lebih baik. Begitu pula negara dengan sistem kesehatan yang mumpuni seperti Italia maupun Inggris.

Sementara di bidang ilmu pengetahuan, antara para peneliti, ilmuwan, dan ahli epidemiologi berdebat tak henti-henti hingga kini soal apakah lebih baik mengambil strategi herd immunity atau melakukan containtment secara ketat seperti lockdown dan sejenisnya.

Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mengakui runtuhnya satu per satu institusi yang sebelumnya dijadikan sumber kesombongan dan kecongkakan masing-masing pengikutnya; mulai dari ekonomi, agama, termasuk juga ilmu pengetahuan, di hadapan virus Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com