KOMPAS.com – Komisi VII Dewan Perwalilan Rakyat (DPR) RI kembali mendesak Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) atau Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) untuk mempercepat program konsorsium mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto kembali mengatakan itu dalam Rapat Kerja (Raker) gabungan secara virtual antara Komisi VI, VII dan IX DPR RI dengan Menristek/Kepala BRIN, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, dan Menteri Kesehatandi Gedung Parlemen, Senayan, Selasa (5/5/2020).
Rapat tersebut juga menjadi Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK), yakni BPPT, LIPI, LAPAN, Kepala BPOM, dan Direktur LBM Eijkman.
Sugeng mengatakan kalau pernyataan Komisi VII DPR tersebut merupakan salah satu kesimpulan hasil Raker/RDP Komisi VII dengan Menristek/Kepala BRIN, BPPT, LIPI, LAPAN dan Direktur LBM Eijkman pada Selasa (14/42020).
Baca juga: Rapat Paripurna DPR Diwarnai Kritik atas Didatangkannya 500 TKA China
Lebih lanjut, pada rapat virtual Selasa (5/5/2020) ini, Sugeng juga meminta Menristek segera mengembangkan inovasi alat kesehatan, seperti portable ventilator, vaksin, dan penemuan obat coronavirus disease 2019 (Covid-19).
"Termasuk juga peta penanganan dan langkah prioritas dalam urgensi penanggulangan Covid-19," tambah Sugeng.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, ia menegaskan, program percepatan ini memerlukan koordinasi dan dukungan yang menyeluruh dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, Lanjut Sugeng, Komisi VII mengadakan raker tersebut sebagai bentuk tindakan pencegahan dan penanggulangan wabah Covid-19 di Indonesia.
"Secara khusus kami ingin mengelaborasi tentang sejauh mana koordinasi, hilirisasi, dan komersialisasi produk-produk dari konsorsium riset dan inovasi Covid-19," kata Sugeng.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel yang membuka Raker virtual tersebut mengatakan pelaksanaan Raker untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan beberapa agenda pembahasan.
Salah satu agendanya yakni percepatan pencegahan dan penanggulangan akibat penyebarannya Covid-19 yang semakin masif dan merata.
"Berdasarkan data jumlah kasus positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 11.587 jiwa," ujar Rachmat Gobel.
Rachmat Gobel mengatakan, jumlah kasus positif yang bisa ditemukan mulai dari kota besar hingga pelosok pedesaan ini tergolong angka yang tinggi.
Oleh karenanya, ia mengatakan, pandemi ini memberikan dampak yang kompleks dan meluas. sehingga penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia harus beradu cepat dengan waktu.
Lebih lanjut Gobel menambahkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi permasalahan, seperti kurangnya alat bantu pernafasan, test kit pendeteksi Covid-19, serta permasalahan lainnya.
Dengan demikian, menurut Gobel, pengembangan alat kesehatan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan pemerintah tersebut.
Baca juga: DPR: Anggaran Reses Dapat Digunakan untuk Sembako Warga
"Percepatan konsorsium ini merupakan bagian dari dukungan untuk tugas Gugus Tugas Covid-19 dalam bidang penelitian, pengkajian, dan penerapannya," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.