Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Komisi I DPR: Aneksasi Israel Atas Sebagian Tepi Barat Palestina Injak-injak Nilai Kemanusiaan

Kompas.com - 29/04/2020, 18:20 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyahri menyebut, langkah Israel melakukan aneksasi (ambil paksa) atas sebagian besar Tepi Barat Palestina memalukan dan menginjak-injak kemanusiaan.

“Di tengah pandemi Covid-19 dan dunia tengah berusaha menyelamatkan nyawa setiap anak manusia, di belahan bumi Palestina, tepatnya di Tepi Barat Israel dengan diamini Amerika Serikat (AS) mengambil langkah berbahaya dengan menganeksasi tanah area Palestina,” ujarnya, Rabu (29/4/2020).

Kharis mengatakan, langkah ini sudah dia prediksi saat Presiden AS Donald Trump memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.

Dia pun menganggap langkah ini bakal memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah dan mengancam perdamaian dunia.

Baca juga: Ancaman Wabah Covid-19, Presiden Palestina Minta Israel Lepaskan Tahanan Asal Palestina

Sebab, Palestina dan komunitas internasional memandang pemukiman Israel di Tepi Barat adalah tanah sah Palestina. Dia pun menyebut aneksasi ini sebagai sebuah penjajahan di era milenial.

Politisi Fraksi PKS ini meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) segera mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB membuat sidang darurat menyikapi langkah Israel dan AS.

Selain itu, Kharis mengatakan, aneksasi tidak sesuai dengan Pasal 24 Piagam Perserikatan Banga-bangsa (PBB) dan resolusi PBB lainnya.

Kharis mengutip pernyataan Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyadh Mansour yang menyebut ketika semua orang berlindung di rumahnya di saat pandemi, bagaimana mungkin Israel dapat membenarkan langkahnya yang terus menghancurkan rumah-rumah warga Palestina.

Baca juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Israel Masih Gempur Palestina

“Ini jelas teror di tengah pandemi, kita harus bersama hentikan ini,” tegasnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Solidaritas untuk Palestina

Lebih lanjut, legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V itu juga menyebut aksi provokasi dan tindakan sepihak Israel jelas ditentang sebagian negara anggota DK PBB.

Untuk itu, Kharis pun meminta Kemenlu untuk terus menggalang dukungan dari negara sahabat, dan wakil khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) agar bersikap keras terhadap peristiwa tersebut.

“Kita harus galang sebanyak mungkin negara sahabat dan kita juga tegaskan kembali dukungan terhadap ‘two-state solution’,” papar Kharis.

Dia menjelaskan, solusi yang disebutnya berdasar pada parameter internasional. Hal ini pun sudah disepakati sesuai dengan berbagai resolusi DK PBB yang berujung pada kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Indonesia Desak DK PBB Hentikan Israel Mencaplok Lahan di Tepi Barat

Untuk itu, dia pun mendukung sikap Indonesia yang disampaikan dalam pertemuan “Open Debate" DK PBB beberapa hari lalu secara virtual untuk membahas kondisi terkini di Palestina dan kawasan Timur Tengah, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Perlu diketahui, Januari lalu Donald Trump dalam menyampaikan visinya mengenai Timur Tengah yang dikenal sebagai "Kesepakatan Abad Ini" memberikan lampu hijau soal aneksasi sebagian besar Tepi Barat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com