Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Menunjukkan Masih Ada yang Ngotot Mudik Lebaran, Apa Alasannya?

Kompas.com - 23/04/2020, 14:50 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mudik Lebaran yang digelar Puslitbangdiklat RRI dan Indo Barometer menunjukkan, masih ada warga yang memilih mudik pada bulan Ramadhan ini.

Dari 400 responden yang tersebar di tujuh provinsi, 11,8 persen di antaranya masih memilih untuk mudik.

Dari jumlah itu, sebagian besar responden mengatakan, ingin mudik agar bisa bersilaturahim dengan sanak keluarga di kampung halaman.

"(Alasan) silaturahim dengan keluarga 40,8 persen," demikian tertulis siaran pers, Kamis (23/4/2020).

Baca juga: Melihat Mudik dan Pulang Kampung dari Kajian Bahasa

Sementara, 19,7 persen responden lainnya mengatakan akan mudik apabila kondisinya menjadi lebih baik, 17,1 persen responden mengatakan rindu kampung halaman dan 11,8 persen mengaku tidak ada pekerjaan lagi di kota.

Selanjutnya, 6,6 persen responden tetap mudik karena beralasan jarak dekat dan 3.9 persen mengatakan mudik adalah tradisi keluarga.

Meski demikian, 86,3 persen dari seluruh responden menyatakan, tidak akan mudik.

Alasannya pun beragam. Mulai dari takut tertular atau menularkan virus corona sebesar 38,5 persen, mencegah penyebaran virus corona 21,2 persen, ikut anjuran pemerintah 14,6 persen, hingga sulit karena pembatasan wilayah 12,2 persen.

Baca juga: Efek Corona dan Larangan Mudik, Bisnis Lelang Mobil Sepi

Alasan lain, yakni karena responden adalah warga asli daerah setempat sebesar 8,2 persen, tidak punya kampung halaman 4,0 persen, dan tidak punya biaya untuk mudik 1,3 persen.

Survei tersebut dilaksanakan di 7 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan dengan jumlah responde 400 orang yang tersebar secara proporsional.

Pengumpulan data dilakukan pada 09-15 April 2020 dengan metode penarikan sampel quota & purposive sampling, dan margin of error sebesar ± 4.90 persen degan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara via telepon seluler menggunakan kuesioner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com