Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Manajemen RS Rujukan Covid-19 Diperbaiki, Ini Alasannya

Kompas.com - 20/04/2020, 12:28 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta manajemen di rumah sakit rujukan Covid-19 terus diperbaiki.

Dengan manajemen dan sistem rujukan yang baik, Jokowi berharap tak ada lagi rumah sakit yang over kapasitas atau menolak pasien.

Instruksi ini disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas dengan menteri dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, lewat konferensi video, Senin (20/4/2020).

"Mengenai perbaikan sistem rujukan dan manajemen penanganan di Rumah Sakit. Ini untuk atasi over kapasitas dari rumah sakit rujukan yang kita miliki," kata Presiden Jokowi.

Baca juga: Pasien Positif Covid-19 di RSD Covid-19 Wisma Atlet Berkurang 28 Orang

Sebelumnya, kejadian pasien suspect Covid-19 ditolak oleh rumah sakit terjadi di sejumlah daerah karena masalah over kapasitas.

Di DKI Jakarta misalnya, seorang Lansia berusia 60 tahun meninggal setelah tiga kali ditolak rumah sakit.

Kepala Negara meminta tiap rumah sakit bisa memperbaiki manajemen penanganan pasien Covid-19 dengan memilah mana pasien dengan gejala ringan, sedang dan berat.

"Betul-betul manajemen harus diatur betul. Mana (pasien dengan gejala) sedang, ringan, berat dan yang butuh penanganan lebih intensif di rumah sakit," kata dia.

Baca juga: Curhat Perawat Covid-19: Didiskriminasi, Pasien Tak Jujur, hingga 1 Jam Pemeriksaan

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi sekaligus menyampaikan apresiasi atas sejumlah aplikasi yang memungkinkan konsultasi medis secara virtual (telemedicine).

Ke depan, ia berharap makin banyak pasien yang memanfaatkan aplikasi ini sehingga tak harus datang ke rumah sakit.

"Ini saya kira harus dikembangkan lagi, yaitu telemedicine. Ini terus ditingkatkan jumlahnya sehingga kontak antara pasien dan dokter bisa dikurangi," kata dia.

Hingga Minggu (19/4/2020) kemarin, ada total 6575 kasus positif Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. Dari jumlah itu, 582 meninggal dunia dan 686 dinyatakan sembuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com