Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE 17 April: 5.923 Kasus Positif Covid-19, DKI Jakarta Masih Jadi Episentrum Penularan

Kompas.com - 18/04/2020, 07:17 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah.

Dalam kurun waktu Kamis (16/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Jumat (17/4/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 407 pasien Covid-19 di Tanah Air.

Penambahan itu menyebabkan kini ada 5.923 pasien Covid-19 di Indonesia, sejak kasus ini diumumkan untuk kali pertama pada 2 Maret 2020.

"Kasus terkonfirmasi positif pada hari ini sebanyak 407, sehingga jumlahnya menjadi 5.923 orang," ujar Yurianto.

Baca juga: UPDATE: Kini Ada 5.923 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 407

Namun, pemerintah juga menyampaikan kabar duka dengan adanya penambahan pasien yang meninggal. Ada penambahan 24 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam periode yang sama.

Total pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat ini ada 520 kasus.

Selain itu, terjadi penambahan 59 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan negatif virus corona.

Ini menyebabkan jumlah pasien yang telah menjalani dua kali pemeriksaan totalnya ada 607 orang.

Baca juga: Pasien Sembuh dari Corona Terus Bertambah, hingga 17 April Jadi 607 Orang

DKI Jakarta masih jadi episentrum

Berdasarkan data yang dipaparkan Yurianto, data pemerintah memperlihatkan bahwa penambahan kasus Covid-19 masih banyak terjadi di DKI Jakarta sebagai episentrum penularan virus corona.

Hingga Jumat, ada 154 kasus baru di Ibu Kota, sehingga total kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 2.815 pasien.

Baca juga: Berikut Sebaran 5.923 Pasien Covid-19 di 34 Provinsi Per 17 April

Petugas medis bersiap di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool/aww.
ANTARA FOTO/HERU SRI KUMORO Petugas medis bersiap di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien. ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro/Pool/aww.

Data juga memperlihatkan bahwa penyebaran mulai banyak terjadi di daerah lain.

Di Sulawesi Selatan misalnya, ada penambahan 62 pasien Covid-19.

Jawa Barat juga masih mencatat penambahan kasus baru cukup tinggi dengan 58 pasien.

Baca juga: Survei SMRC Sebut Warga Jawa Barat Kurang Kesadaran akan Bahaya Covid-19

Lebih dari 173.000 ODP

Yurianto mengatakan, pemerintah telah mendata orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona.

Menurut Yuri, sampai dengan Jumat (17/4/2020) jumlah ODP mencapai 173.732 orang.

"Sementara kewaspadaan kita terhadap orang dalam pemantauan yang kita betul-betul harus perhatikan ada lebih dari 173.000 orang," kata Yuri.

Sedangkan, jumlah PDP kini berjumlah 12.610 orang.

Baca juga: UPDATE 17 April: ODP 173.732 Orang, PDP 12.610

PDP nantinya akan diprioritaskan untuk menjalani pemeriksaan Covid-19 melalui metode polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui apakah yang bersangkutan terinfeksi virus corona atau tidak.

Lebih dari 42.000 spesimen

Dalam kesempatan yang sama, Yurianto mengatakan, pihaknya sudah memeriksa puluhan ribu spesimen terkait virus corona ( Covid-19).

Hingga Jumat (17/4/2020) pukul 12.00 WIB, pemerintah telah memeriksa 42.108 spesimen milik 37.134 orang. Artinya, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Baca juga: Hingga 17 April, Pemerintah Sudah Ambil 42.108 Spesimen dari 37.134 Orang

Rumah Sakit (RS) Universitas Sumatera Utara (USU) saat ini telah memiliki fasilitas laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk melakukan tes swab tenggorok bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Sumatera Utara.Istimewa Rumah Sakit (RS) Universitas Sumatera Utara (USU) saat ini telah memiliki fasilitas laboratorium polymerase chain reaction (PCR) untuk melakukan tes swab tenggorok bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Sumatera Utara.

"Spesimen yang diperiksa sudah lebih dari 42.000. Kasus yang diperiksa lebih dari 37.000," kata Yurianto.

Dari angka pemeriksaan tersebut, tercatat sebanyak 5.923 orang dinyatakan positif dan 31.211 orang negatif Covid-19.

34 laboratorium

Sebelumnya, pemerintah hanya memeriksa spesimen pada 32 unit laboratorium.

Kini, jumlah laboratorium yang digunakan untuk memeriksa spesimen terus bertambah menjadi 34 unit.

Yurianto memastikan bahwa pemerintah akan terus menambah jumlah laboratorium agar bisa memeriksa spesimen dengan lebih cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com