Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Uji 10.000 Sampel Terkait Covid-19 Per Hari

Kompas.com - 16/04/2020, 17:38 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas uji spesimen terkait virus corona (Covid-19) menjadi minimal 10.000 per hari.

"Akan terus kami lakukan, sehingga target menguji minimal 10.000 sampel per hari bisa kami kerjakan," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Kamis (16/4/2020).

Upaya tersebut juga sesuai dengan salah satu arahan Presiden Jokowi agar uji spesimen terkait Covid-19 bisa lebih masif lagi.

Baca juga: Percepat Pemetaan Covid-19, Pemkot Bandung dan ITB Bangun Laboratorium

Hal ini perlu diupayakan supaya jumlah orang yang terjangkit di Indonesia dapat diketahui secara riil.

Yuri melanjutkan, dalam rangka memenuhi target tersebut, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN dan TNI/Polri telah menambah jumlah laboratorium yang mampu melaksanakan pengujian sampel.

Penambahan itu diiringi dengan peningkatan kapasitas laboratorium tersebut.

Baca juga: Tangani Covid-19, Pemerintah Telah Aktifkan 60 Laboratorium untuk Periksa Spesimen

Hingga Kamis (16/4/2020) pukul 12.00 WIB ini, terdapat lebih dari 32 laboratorium yang mampu memeriksa sampel secara penuh terkait Covid-19.

"Laboratorium yang lain dalam waktu dekat (akan beroperasi), setelah dilakukan setting dan melengkapi sebagian peralatannya. Akan segera bisa beroperasi," kata Yuri.

Adapun, jumlah spesimen yang sudah diperiksa hingga Kamis ini hampir mencapai 40.000.

Baca juga: Jokowi Sebut Baru 29 Laboratorium yang Digunakan Tes PCR

Kemudian, kasus Covid-19 yang sudah diperiksa berjumlah hampir 35.000, dengan rincian kasus positif sebanyak 5.516 dan negatif 29.459 per Kamis ini.

Sementara, pasien berstatus orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 169.446 orang. Sedangkan pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 11.873 orang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta uji spesimen serta pelacakan pasien Covid-19 dilakukan lebih masif.

Baca juga: Sebulan Tangani Covid-19, Gugus Tugas Tingkatkan Laboratorium untuk Uji Spesimen

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020).

"Pengujian sampel secara masif harus ditingkatkan, tingkatkan pengujian sampel yang masif. Harus dilakukan dengan pelacakan yang agresif serta dengan diikuti isolasi yang ketat," ujar Jokowi.

Presiden pun meminta uji spesimen dan pelacakan pasien positif Covid-19 melibatkan TNI-Polri sehingga prosesnya semakin masif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com