Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ventilator, Alat yang Dicari hingga ke Seluruh Dunia, Seberapa Pentingkah?

Kompas.com - 15/04/2020, 11:35 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ventilator atau alat bantu pernapasan berguna untuk memperpanjang harapan hidup.

Alat yang jumlahnya sedikit tersedia di Indonesia itu, dicari-cari bahkan hingga ke seluruh dunia. 

"Saya ditugasi Pak Menteri (Erick Thohir), ditugasi cari ventilator sampai ke ujung dunia. Jadi termasuk Elon Musk nge-tweet kita kejar juga," ujar Wakil Menteri BUMN Budi unadi Sadikin saat teleconference dengan wartawan, Selasa (7/4/2020).

Baca juga: Wamen BUMN: Saya Diberi Tugas Erick Thohir Cari Ventilator hingga ke Ujung Dunia

Memang sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku masih kekurangan stok ventilator untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit plat merah yang ditugasi menangani pasien Covid-19.

"Kalau kita lihat RS BUMN ada 611 tempat ICU, sampai hari ini dengan segala cara kita baru ada 50 persennya," katanya, Selasa.

Lalu seberapa pentingkah alat tersebut dalam menangani pasien covid-19?

Anggota Kepakaran Divisi Intensive Care Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM dr. Rudyanto Sedono, Sp.An-KIC mengatakan, jika seseorang gagal nafas lalu tidak dibantu ventilator, nyawanya dengan sekejap hilang.

Baca juga: Erick Thohir Akui Kebutuhan Ventilator di RS BUMN Masih Kurang

"Ventilator adalah alat bantu untuk life saving. Orang kalau gagal napas, lalu dia tidak dibantu dengan ventilator nanti bisa meninggal dunia," ujar Rudyanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

Penggunaan ventilator murni karena pasien membutuhkan perbantuan nafas, bukan karena dia punya penyakit bawaan.

Tapi, bukan juga artinya setelah menggunakan ventilator, nyawa seseorang terjamin selamat dari Covid-19.

"Ini bukan soal pasien punya penyakit bawaan tapi seberapa berat Covid-19 menyebabkan kerusakan di paru-paru," lanjut Intensivis ICU RSCM ini.

Baca juga: UI Kembangkan Ventilator Pasien Corona, Diklaim Lebih Murah dan Mudah

 

Apabila proses pertukaran oksigen atau oksigenasi di paru tidak atau kurang terjadi, maka dibantu dengan ventilator.

Dengan kata lain, ventilator itu digunakan untuk mensuplai oksigen supaya terjadi pertukaran gas (oksigenasi) dalam paru-paru.

"Sehingga tidak apa-apa menggunakan ventilator. Jika tidak nanti pasien bisa meninggal. Akan tetapi, penggunaan harus memperhatikan pedoman dan kriteria yang ada, " tutur Rudyanto.

Pertama, kata dia, perlu dipahami bahwa ventilator memiliki dua sisi.

"Ventilator bisa digunakan untuk terapi, tetapi dia juga punya efek samping. Punya komplikasi," ujarnya.

Baca juga: Kisah Pengusaha Mesin Laundry Banting Setir Bikin Ventilator demi Perangi Corona

Kedua, perlu diperhatikan apakah seorang pasien mengalami sejumlah gejala yang mengindikasikan harus menggunakan ventilator.

Ketiga, jika memang ada indikasi untuk digunakan, lantas harus ada pola pemakaian seperti apa untuk ventilator tersebut.

"Apalagi untuk penggunaan ventilator dalam jangka waktu lama. Kalau pasien Covid-19 ini kan pasti penggunaannya lama, bisa lebih dari 48 jam," ungkap Rudyanto.

"Jika demikian, komplikasi yang akan terjadi banyak. Sehingga dengan begitu, penggunaan ventilator harus dimonitor secara ketat, " lanjutnya.

Baca juga: Bantu Tangani Covid-19, UI Kembangkan Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya

Keempat, penggunaan ventilator sebaiknya dibantu oleh tenaga kesehatan yang memahami soal ventilator dan memahami kondisi pasien Covid-19.

"Sehingga tenaga kesehatan itu bisa melakukan modifikasi. Jadi ventilatornya yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Bukan pasien yang mengikuti ventilator," kata Rudyanto.

Dengan memperhatikan sejumlah pedoman itu, tambahnya, penggunaan ventilator diharapkan bisa tetap membantu pasien dan meminimalisasi komplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com