JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kantor Staf Presiden (KSP) meluncurkan aplikasi "10 Rumah Aman" yang berbasis pendekatan komunitas dan gotong-royong.
Peluncuran aplikasi yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi ini menjadi rujukan bagi seluruh lapisan masyarakat agar bersama-sama menghadapi wabah Covid-19.
"Aplikasi ini berisi informasi seputar Covid-19, apa yang dibutuhkan dan dapat dilakukan masyarakat saat di rumah serta memastikan lingkungan tetap aman sebagai antisipasi penyebaran virus corona," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangan tertulis, Kamis (2/4/2020).
Baca juga: Mahasiswa UI Ciptakan Aplikasi EndCorona, Bantu Masyarakat Hadapi Covid-19
Aplikasi 10 Rumah Aman dapat diunduh di telepon pintar berbasis Android di Playstore.
Aplikasi ini menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang menghubungkan data berbasis peta dan lingkungan sekitar melalui perangkat telepon seluler.
Teknologi AI membantu masyarakat memeriksa secara mandiri menggunakan alat diagnosis berbasis kecerdasan buatan dan menampilkan peta untuk menghindar dari Covid-19.
Adapun, 10 Rumah Aman menghadirkan toko daring yang menjual kebutuhan sehari-hari dengan harga resmi tanpa ada permainan harga.
Misalnya, bahan makanan dari para petani dari Rego Pantes, 8Villages, Sayur Box, dan TaniHub. Lalu obat-obatan dan alat kesehatan dari Kimia Farma, Mediv-Kimia Farma.
Baca juga: UNY Luncurkan Aplikasi Smartphone, Peta Persebaran Corona
Ada juga konsultasi kesehatan dari Prixa, termasuk program edutech dari Cakap, dan fitur donasi bersama Wahid Foundation.
Untuk memudahkan akses masyarakat, aplikasi ini juga terintegrasi dengan beberapa aplikasi lain seperti ChatBot covid19.go.id, PeduliLindungi, Halodoc, Alodokter, Good Doctor, Sahabatdokter, SehatQ, Sehatpedia, dan KlikDokter.
"Aplikasi 10 Rumah Aman dibuat berdasarkan sifat kekhasan masyarakat Indonesia yang bergotong-royong," ucap Moeldoko.
"Kita bersama menjaga kesehatan rumah masing-masing sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam aplikasi. Kemudian, saling mengingatkan tetangga sekitar untuk menjaga kesehatan," kata dia.
Baca juga: KSP: Penerapan Kebijakan PSBB Pertimbangkan Karakteristik Bangsa
Moeldoko yakin partisipasi publik akan sangat membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid-19.
Dalam program ini, publik membentuk komunitas berbasis daring secara aktif dan mandiri.
Masyarakat yang terlibat, nanti akan mendapat supervisi dari relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Puskesmas terdekat.
Mereka memanfaatkan WhatsApp Group (WAG), setiap kelompok terisi 30-40 kepala keluarga atau rumah.
KSP mengklaim program ini langsung mendapat respon masyarakat. Mereka membentuk mata rantai komunitas berbasis teknologi.
Baca juga: Video Conferencing lewat Aplikasi, Apakah Rawan Disadap?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.