Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi FK UI: Masyarakat Belum Paham Pentingnya Etika Saat Batuk

Kompas.com - 06/03/2020, 05:33 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Dewi Sumaryani Soenarko menyebut bahwa masyarakat Indonesia belum menyadari pentingnya menerapkan etika saat batuk.

Padahal, etika batuk menjadi penting untuk memininalisasi terjadinya penularan penyakit, termasuk dari virus corona atau covid-19.

"Kita sebenarnya sudah mengajarkan baik itu ke mahasiswa maupun ke orang awam. Tapi sepertinya itu belum menjadi budaya," kata Dewi saat ditemui di Gedung FK UI, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: Menkes: Tak Ada yang Lebih Hebat Tangkal Virus Corona, Kecuali Imunitas Tubuh

Dewi menjelaskan, seharusnya, ketika batuk, seseorang menundukkan wajahnya dan membenamkannya ke lengan. Dengan begitu, potensi penularan dapat diminimalisir.

Selain itu, bisa juga mereka yang batuk menutup hidung dan mulut menggunakan tisu, supaya riak ludah tak menyebar ke sekitarnya.

"Pakai tisu, karena tisu itu sekali buang. Dan jangan lupa tempat sampahnya harus tertutup. Jangan setelah pakai tisu, ditaruh di atas meja, itu tidak boleh karena itu menular ke mana-mana," ujar Dewi.

Baca juga: Sesuai Standar WHO, Menkes Tegaskan Orang Sehat Tak Perlu Masker

Dewi mengatakan, diusahakan, seseorang tidak batuk di dekat orang lain. Sebisa mungkin jarak diatur minimal satu meter.

Namun jika kondisinya tak memungkinkan, orang yang memang sedang batuk bisa mengenakan masker.

Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran virus apapun yang mungkin menimbulkan penyakit.

"Kalau kita umum yang nggak ada masalah sebenarnya tidak ada-apa (tidak pakai masker)," kata Dewi.

Baca juga: Kemenkes: Cara Cegah Virus Corona Sama dengan Cegah Influenza

Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, mencegah virus corona sama dengan mencegah virus influenza biasa.

"Sebenarnya masyarakat itu kan sudah pintar. Influenza itu kan ada sejak zaman dahulu kala dan semua sudah tahu bagaimana harus bersikap, bagaimana tidak boleh bersikap supaya enggak ketularan," kata Yuri kepada Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

"Ini hanya virusnya namanya Covid. Ini kan influenza yang virusnya lain, begitu saja. Sudah pintar kok," ucap dia.

Yuri mengatakan, pencegahan virus corona ini bisa dengan cara menjaga daya tahan tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik agar dapat berpikir jernih untuk mencegah virus corona.

"Pintarnya (mencegah virus corona) menjadi hilang karena dibumbui sama panik, begitu loh," ucap Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com