Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Virus Corona, Pasien Membaik hingga Isolasi 4 Pengunjung Klub Amigos

Kompas.com - 05/03/2020, 06:11 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memeriksa orang-orang yang berpotensi terjangkit virus corona atau covid-19.

Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, hingga Selasa (3/3/2020) total ada 446 orang yang sudah diperiksa.

Dari pemeriksaan tersebut dua di antaranya positif mengidap corona dan 10 lainnya masih diperiksa secara intensif.

"Kita harus mendalami benar kasus ini. Dan ini bukan berbicara tentang pemeriksaan spesimen ini tidak diorentasi untuk pengobatan mereka. Kita paham kasus ini belum ada obatnya," kata Yuri di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Pemerintah Sebut Kondisi Pasien yang Positif Virus Corona Semakin Membaik

Yuri menjelaskan, dua pasien positif corona itu adalah warga Depok yang tengah dirawat di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta.

Sementara, 10 orang yang masih didalami yakni seorang dari kapal pesiar Diamond Princess dan sembilan orang yang berada di rumah sakit.

Sedangkan 188 warga negara Indonesia (WNI) kru Kapal World Dream seluruhnya dinyatakan negatif.

"Untuk kapal saya pikir sudah clear 188 Dream World enggak ada masalah, negatif semua," ungkapnya.

"Diamond Princess dari 69, 68 clear dan sudah minta turunkan ke Sebaru sudah berproses. Satu masih kita tahan karena kita memprosesnya lagi," ucap Yuri.

Kondisi membaik

Yuri mengatakan, saat ini dua pasien virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Sulianti Saroso, sudah berangsur membaik.

Kedua pasien tidak lagi demam, bahkan batuk juga sudah terbilang jarang. Para pasien yang terinfeksi virus corona baru boleh pulang jika sudah dinyatakan dua kali negatif saat diperiksa.

Pemeriksaan virus akan dilakukan pada hari kelima dan hari ketujuh setelah dirawat.

 

 

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto (kanan) dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020). KOMPAS.com/Dian Erika Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto (kanan) dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/3/2020).

Apabila pada hari kelima dua pasien tersebut masih positif terdapat virus corona, maka dia harus kembali dirawat di rumah sakit.

"Nanti hari kelima kita tes lagi kalau negatif dua hari kemudian kita cek negatif ya pulang," papar Yurianto.

Baca juga: Dua Pasien Virus Corona Boleh Pulang jika Sudah 2 Kali Dinyatakan Negatif

Kendati demikian, Yuri mengkhawatirkan kondisi psikologis dua pasien yang identitasnya tersebar luaskan.

"Kondisi baik tetapi secara psikologis yang kami khawatirkan karena dia merasa enggak nyaman karena dikenal di mana-mana, rumahnya diketahui siapa saja," ujar Yuri.

Ia menilai penyebutan identitas pasien corona merupakan bagian dari pelanggaran undang-undang.

Yuri berharap pengungkapan identitas ini bisa segera ditindak oleh aparat Kepolisian.

 

Warga menggunakan masker setelah melewati jembatan penyebrangan orang (JPO) dari stasiun Palmerah di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Presiden Joko Widodo mengimbau warga untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dengan tetap higienis serta menjaga imunitas tubuh usai mengumumkan dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona yang saat ini dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga menggunakan masker setelah melewati jembatan penyebrangan orang (JPO) dari stasiun Palmerah di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Presiden Joko Widodo mengimbau warga untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dengan tetap higienis serta menjaga imunitas tubuh usai mengumumkan dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona yang saat ini dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

"Ini jelas melanggar aturan perundang-undangan. Kominfo sudah berkoordinasi dengan Bareskrim ini akan ditindak," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah Khawatirkan Kondisi Psikologis 2 Pasien Terinfeksi Corona

Periksa empat orang dari Klub Amigos

Kemenkes juga mulai mengisolasi empat orang dari Klub Amigos yang diduga berkontak langsung (close contact) dengan pasien 1 virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Sulianti Saroso.

"Kita sudah menangani enam orang artinya hitungan enam termasuk kasus nomor 1 dan 2, kita sudah mengumpulkan empat," kata dia.

"Sekarang empat-empatnya kami isolasi di RSPI Saroso dan pemeriksaan kita ulang lagi dua kali pemeriksaan lagi," ucap Yuri.

Baca juga: Kasus Corona, Kemenkes Isolasi 4 Orang dari Klub Amigos

 

Kemenkes juga akan memeriksa 10 orang lagi yang ada di Klub Amigos.

"10 orang lagi yang kontak telepon, belum ketemu tapi mereka sudah menyanggupi untuk dalam beberapa hari ini harapannya saya sebenarnya besok (5/3/2020) bisa datang di sempat kami di RSPI Saroso," ujar dia.

Meski begitu, sampai saat ini 10 orang tersebut tidak memiliki keluhan apa pun.

"Yang jelas adalah mengeluh kekhawatiran, ketakutan. Tetap kita lakukan tracing dan kemungkinan akan ada lagi di klaster itu lebih dari 10 yang kita sudah baca hari ini. Ini tetap akan kita lakukan," imbuh Yuri.

Cara cegah virus corona sama dengan influenza

Yurianto meminta masyarakat tidak khawatir dengan penyebaran virus corona.

Ia mengingatkan cara mencegah virus corona sama dengan mencegah virus influenza biasa.

"Sebenarnya masyarakat itu kan sudah pintar. Influenza itu kan ada sejak zaman dahulu kala dan semua sudah tahu bagaimana harus bersikap, bagaimana tidak boleh bersikap supaya enggak ketularan," kata Yuri.

"Ini hanya virusnya namanya Covid. Ini kan influenza yang virusnya lain, begitu saja. Sudah pintar kok," ucap dia.

Baca juga: Kemenkes: Cara Cegah Virus Corona Sama dengan Cegah Influenza

Yuri mengatakan, pencegahan virus corona ini bisa dengan cara menjaga daya tahan tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak panik agar dapat berpikir jernih untuk mencegah virus corona.

"Pintarnya (mencegah virus corona) menjadi hilang karena dibumbui sama panik, begitu lho," ucap Yuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com