Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: 11 Orang yang Diduga Pernah Interaksi dengan WN Jepang di Bali Negatif Covid-19

Kompas.com - 04/03/2020, 22:53 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku sudah memeriksa 11 orang yang diduga pernah melakukan kontak langsung (close contact) dengan Warga Negara Jepang terpapar yang virus corona (Covid-19).

Warga Negara Jepang itu pernah menginap di salah satu hotel di Bali.

"Sudah kita lakukan tracking, sudah selesai kita dapatkan curigai 11 close contact di Bali dan sudah kita lakukan pengambilan spesimen dan dilakukan pemantauan ketat ke mereka," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto di Kementerian Kesehatan, Rabu (4/3/2020).

"Dan alhamdulillah 11 negatif untuk klaster Bali," tambahnya.

 Baca juga: WN Jepang Positif Corona Sepulang dari Indonesia, Ini Kata Terawan

Sebelumnya, seorang Warga Negara Jepang dinyatakan positif corona oleh otoritas Jepang setelah berkunjung ke Bali. 

Dia tercatat pernah menginap di salah satu hotel di Kuta, Bali.

Menindaklanjuti hal tersebut, dinas kesehatan Provinsi Bali langsung mengambil langkah.

Puluhan orang yang sempat melakukan kontak langsung dipantau perkembangan kesehatannya.

"Tempat menginap sudah lakukan disinfeksi di kamar dan sebelah kamar. Kami juga sudah cek karyawan yang kontak saat di bali termasuk travel agen dan guide," kata kepala dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya, Rabu (26/02/2020).

 Baca juga: Kasus WN Jepang, Beda Klaim Kemenkes dan Penjelasan WHO soal Corona

Pemeriksaan dilakukan secara intensif baik fisik, rontgen maupun laboratorium.

Proses observasi terhadap puluhan orang ini dilakukan selama 14 hari. Terhitung sejak WN Jepang tersebut meninggalkan Bali, 19 Februari 2020 sampai dengan 4 Maret 2020.

Jika melewati masa tersebut, maka dapat dipastikan tidak ada yang terpapar.

"Observasi yang kami lakukan 14 hari sejak check out sampai 4 maret. Kalau sudah terlewatkan berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan, sampai saat ini belum ada satupun positif," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com