Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Virus yang Paling Ganas Itu Hoaks

Kompas.com - 03/03/2020, 16:54 WIB
Sania Mashabi,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menilai, virus yang paling berbahaya adalah sebaran berita yang tidak benar atau hoaks tentang virus corona.

"Virus yang paling ganas itu justru virus hoaks. Menyebar luas dengan cepat dan tidak ada obatnya," kata Yuri, seperti dikutip Kompas.com dari VOAindonesia.com, Selasa (3/3/2020).

Menurut Yuri, sejumlah oknum akan melakukan berbagai macam cara untuk memproduksi hoaks.

Hal itu, kata dia, disebabkan pemikiran masyarakat yang semakin cerdas.

Baca juga: Pasien Tak Tahu Positif Corona, Kemenkes: Kalau Tak Tahu, Tak Mungkin Mau Masuk Ruang Isolasi

"Sudah tentu ketika jualan hoaksnya tidak laku, makin membuat gencar pembuatnya. Semakin ditingkatkan kualitas bohongnya maksud saya," ungkapnya.

Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendeteksi 147 berita bohong atau hoaks terkait virus corona selama 23 Januari-3 Maret 2020.

Terdapat lima hoaks yang dideteksi Kementerian Kominfo sejak Senin (2/3/2020) hingga Selasa (3/3/2020) hari ini.

Dari keseluruhan hoaks tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu mengatakan, pihaknya sudah menurunkan hoaks di media sosial.

"Konten hoaks dan disinformasi yang termuat di medsos, seperti Twitter dan Facebook, IG (Instagram), YouTube sudah kami takedown atau turunkan," kata Ferdinandus kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga: DPR Ingatkan Pemerintah Daerah Tak Sebarkan Identitas Pasien Corona

Sementara itu, ia menuturkan bahwa Kominfo tidak dapat menurunkan konten di ranah komunikasi yang lebih privat seperti WhatsApp.

Ferdinandus meminta masyarakat agar tidak menyebarkan konten-konten hoaks di aplikasi pesan singkat tersebut.

"Konten hoaks yang sudah telanjur diterima di WA, kami minta untuk tidak diteruskan kepada orang lain, berhenti di kita. Kominfo tidak bisa masuk ke komunikasi privat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com