3. Tolong, "Skullbreaker Challenge" Jangan Sampai Masuk ke Indonesia!
Tidak selama yang sedang tren itu menghasilkan sesuatu yang positif. Kali ini, di Indonesia, dihebohkan dengan Skullbreaker Challenge.
Dari video yang beredar, Skullbreaker Challenge itu seperti tantangan untuk bisa melompat di antara hadangan kaki dengan cara menendangnya.
Terlihat ada tiga orang berbaris sejajar, orang yang di tengah diperintah melompat, dan kedua teman di sampingnya akan menjegal/menendang kaki orang yang melompat.
"Kehadiran tren Skullbreaker Challenge yang viral dari aplikasi TikTok ini mesti jadi peringatan dini kepada seluruh sekolah, orangtua, serta masyarakat di Indonesia," tegas Kompasianer Ozy V Alandika. (Baca selengkapnya)
4. Mengenal "Orudia", Wadah Musyawarah Suku Bangsa Yokari, Kabupaten Jayapura
Ada yang sudah tahu budaya orudia? Itu merupakan suatu bentuk materi budaya warisan leluhur yang oleh masyarakat suku bangsa Yokari, Kabupaten Jayapura masih tetap dipertahankan keberadaannya.
Orudia (batu lingkar adat) adalah sejumlah bongkahan batu yang ditata membentuk sebuah lingkaran di bagian tengahnya terdapat perapian.
Berdasarkan kunjungan yang dilakukan Kompasianer Erlin Novitaidje, orudia merupakan tempat duduk di mana masyarakat suku bangsa Yokari melakukan pertemuan atau sebagai wadah musyawarah guna membahas masalah-masalah adat mencakup berbagai aspek kehidupan. (Baca selengkapnya)
5. Surabaya Pernah Dikelilingi 49,4 Km Rel Trem, Kini Tak Tersisa
Sistem transportasi publik Surabaya sebenarnya sudah dirancang ideal lebih dari seabad silam. Ketika penduduk kota tersebut masih kisaran 150.000 jiwa, pada awal abad 19 sudah diitari rel trem sepanjang 32 kilometer.
Rel menjulur ke sana ke mari langsung menyusuri depan pintu-pintu gudang di sepanjang Sungai Kalimas, tembus di loading dock pabrik-pabrik kawasan Industri Ngagel, hingga kilang minyak besar di kawasan Jagir, Wonokromo.
Di depan tiga stasiun kereta api antarkota di Surabaya selalu dilengkapi halte trem. yaitu Stasiun Pasar Turi, Stasiun Gubeng, dan Stasiun Surabaya Kota.
"Panjang rel trem terus bertambah hingga 49,4 kilometer pada 1924, hingga tembus Krian, Sidoarjo. Sayang, sekarang tidak ada satupun yang tersisa," tulis Kompasianer Kuncarsono Prasetyo. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.