Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Antimafia Bola Turut Awasi Aksi Diving Pemain Sepak Bola

Kompas.com - 20/02/2020, 18:50 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Antimafia Bola Jilid III turut mengawasi aksi diving atau pura-pura menjatuhkan diri pemain sepak bola serta keterkaitannya dengan dugaan pengaturan skor atau match fixing.

Demikian disampaikan Ketua Satuan Tugas Antimafia Bola Brigjen (Pol) Hendro Pandowo di Hotel Century Park, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020).

"Apakah ada pengaturan skor, misalnya pada saat pertandingan tiba-tiba pemain itu jatuh sendiri, orang tidak ada lawan yang nendang tiba-tiba jatuh sendiri atau kemudian wasit menunjuk titik putih, tidak ada pelanggaran, itu masuk monitoring kita," kata Hendro.

Baca juga: Ketua Satgas Antimafia Bola Optimistis Tak Ada Pengaturan Skor di Liga 1 2020

Untuk Satgas Antimafia Bola Jilid III ini, Hendro mengatakan, pihaknya memang akan fokus pada pengawasan dan monitoring.

Selain secara teknis di lapangan, pengawasan juga dapat dilakukan dari pusat layanan atau call center, informasi dari media, maupun video pertandingan.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar keberadaan satgas tidak justru menghambat aktivitas berbagai pihak di industri sepak bola.

"Artinya keberadaan satgas ini jangan sampai kontraproduktif. Kemudian menimbulkan rasa takut, rasa cemas, baik itu wasit, pemain, manager club, sehingga akhirnya dia tidak bisa maju," ujarnya.

Baca juga: Satgas Antimafia Bola Jilid III Dalami Dugaan Keterkaitan Judi Online dengan Pengaturan Skor

Namun, Hendro pun memastikan bahwa pihaknya akan mendalami indikasi match fixing yang ditemukan.

Saat ini, satgas turut mendalami kemungkinan adanya judi online dalam pertandingan sepak bola.

"Ada kemungkinan pengaturan skor yang dilakukan oleh bandar judi, baik itu dari luar negeri dari Singapura, Vietnam maupun dari Indonesia, tentu akan kita dalami," tutur dia.

Namun, sejauh ini, pihaknya mengaku belum menemukan indikasi judi online tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com