Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Terjangkit Virus Corona di Kapal Diamond Princess Tak Dipulangkan

Kompas.com - 20/02/2020, 12:48 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Empat orang warga negara Indonesia (WNI) di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina akibat terjangkit virus corona tidak akan dipulangkan ke Indonesia.

Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat dijumpai di di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020).

"Kalau yang positif tidak boleh (dievakuasi ke Indonesia). Dirawat di sana saja. Sudah dirawat di darat, di beberapa rumah sakit yang ada di Jepang," ujar Muhadjir.

Baca juga: 2.000 iPhone Dibagikan ke Penumpang Kapal Diamond Princess Akibat Corona

Namun, nampaknya tidak demikian bagi 74 WNI lainnya yang berada di kapal pesiar itu.

Muhadjir Effendy mengatakan, ada kemungkinan mereka akan dipulangkan ke Tanah Air.

Pemerintah sudah menyiapkan opsi penjemputan mereka. Mulai dari dijemput menggunakan Kapal Rumah Sakit dr. Suharso milik TNI AU serta penjemputan melalui udara.

Keputusan mengenai hal itu menunggu perintah dari Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Mengenal Kapal Diamond Princess yang Dikarantina karena Virus Corona...

"Pemerintah punya komitmen kuat untuk mengevakuasi mereka sesegera mungkin. Ada beberapa pilihan opsi dan opsinya masih akan kami konsultasikan kepada Presiden, nanti akan menunggu keputusan Presiden," ujar Muhadjir Effendy.

Meski demikian, sama seperti 238 WNI yang sebelumnya dipulangkan dari Provinsi Hubei, China, sebanyak 74 WNI di kapal pesiar Diamond Princess tersebut juga akan diobservasi kesehatannya terlebih dulu.

Sebab, observasi kesehatan itu sudah menjadi ketetapan WHO.

"Itu termasuk bagian dari opsi (prosedur observasi yang dijalani seperti 238 WNI dari Hubei)," kata dia.

Baca juga: Karantina Kapal Diamond Princess Usai, 542 Orang Termasuk 4 WNI Positif Virus Corona

Soal lokasi observasi kesehatan, Muhadjir belum dapat berkomentar banyak, apakah tetap di Pulau Natuna atau berpindah tempat.

"Nanti, kalau sudah dapat petunjuk dari Presiden, (baru) ditentukan lokasi observasi," kata dia.

Diketahui, terdapat 78 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) di kapal pesiar Diamond Princess yang berlayar di perairan Yokohama, Jepang.

Akibat wabah virus corona, seluruh isi kapal yang berjumlah 3.711 penumpang, termasuk 1.045 kru terpaksa dikarantina di Yokohama pada Senin (3/2/2020).

Karantina dilaksanakan setelah 10 orang di dalam kapal terdiagnosis positif terinfeksi virus corona.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Rencana Evakuasi 74 WNI di Kapal Diamond Princess

Perusahaan kapal Carnival menyebutkan, 10 orang itu terdiri dari dua warga negara Australia, tiga dari Jepang, tiga lainnya dari Hong Kong, satu orang Amerika Serikat, dan satu orang merupakan kru kapal asal Filipina.

Belakangan, jumlah orang yang terjangkit virus corona di kapal pesiar itu bertambah menjadi 14 orang di mana empat orang lainnya merupakan kewarganegaraan Indonesia.

Sebelum tiba di Yokohama, kapal ini diketahui sudah berhenti di sejumlah negara, yakni Vietnam, Taiwan, serta Pelabuhan Kagoshima di Pulau Kyushu dan Pelabuhan Naha di Okinawa, Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com